Asyik euay
Selasa, 29 Desember 2015
KISAH SAHABAT NABI, SYA’BAN RA - Penyesalan tidak maksimal
Alkisah seorang sahabat bernama Sya’ban RA.
Ia adalah seorang sahabat yang tidak menonjol dibandingkan sahabat – sahabat yang lain.
Ada suatu kebiasaan unik dari beliau yaitu setiap masuk masjid sebelum sholat berjamaah dimulai dia selalu beritikaf di pojok depan masjid.
Dia mengambil posisi di pojok bukan karena supaya mudah senderan atau tidur, namun karena tidak mau mengganggu orang lain dan tak mau terganggu oleh orang lain dalam beribadah.
Kebiasaan ini sudah dipahami oleh sahabat bahkan oleh RasululLah Shallallahu `alaihi Wa Sallam, bahwa Sya’ban RA selalu berada di posisi tersebut termasuk saat sholat berjamaah.
Suatu pagi saat sholat subuh berjamaah akan dimulai RasululLah Shallallahu `alaihi Wa Sallam mendapati bahwa Sya’ban RA tidak berada di posisinya seperti biasa.
Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam pun bertanya kepada jemaah yang hadir apakah ada yang melihat Sya’ban RA.
Namun tak seorangpun jemaah yang melihat Sya’ban RA.
Sholat subuhpun ditunda sejenak untuk menunggu kehadiran Sya’ban RA. Namun yang ditunggu belum juga datang.
Khawatir sholat subuh kesiangan, Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam memutuskan untuk segera melaksanakan sholat subuh berjamaah.
Selesai sholat subuh, Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam bertanya apa ada yang mengetahui kabar dari Sya’ban RA.
Namun tak ada seorangpun yang menjawab .
Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam bertanya lagi apa ada yang mengetahui di mana rumah Sya’ban RA.
Kali ini seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia mengetahui persis di mana rumah Sya’ban RA.
RasululLah Shallallahu `alaihi Wa Sallam yang khawatir terjadi sesuatu dengan Sya’ban RA meminta diantarkan ke rumah Sya’ban RA.
Perjalanan dengan jalan kaki cukup lama ditempuh oleh Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam dan rombongan sebelum sampai ke rumah yang dimaksud.
Rombongan Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam sampai ke sana saat waktu afdol untuk sholat dhuha
( kira-kira 3 jam perjalanan).
Sampai di depan rumah tersebut beliau Shallallahu `alaihi Wa Sallam mengucapkan salam.
Dan keluarlah seorang wanita sambil membalas salam tersebut. “
Benarkah ini rumah Sya’ban RA?” Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam bertanya.
“Ya benar, saya istrinya” jawab wanita tersebut. “
Bolehkah kami menemui Sya’ban RA, yang tadi tidak hadir saat sholat subuh di masjid?” .
Dengan berlinangan air mata istri Sya’ban RA menjawab:
“ Beliau telah meninggal tadi pagi”
InnaliLahi wainna ilaihirojiun…SubhanalLah ,
satu – satunya penyebab dia tidak solat subuh berjamaah adalah karena ajal sudah menjemputnya….
Beberapa saat kemudian istri Sya’ban bertanya kepada Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam
“ Ya Rasul ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua,
yaitu menjelang kematiannya dia berteriak tiga kali dengan masing – masing teriakan disertai satu kalimat.
Kami semua tidak paham apa maksudnya”.
“Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam .
Di masing – masing teriakannya dia berucapkalimat
“ Aduuuh kenapa tidak lebih jauh……”
“ Aduuuh kenapa tidak yang baru……. “
“ Aduuuh kenapa tidak semua……”
Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam pun melantukan ayat yang terdapat dalam surat Qaaf (50) ayat 22 yang artinya:
“ Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam “
Saat Sya’ban RA dalam keadaan sakratul maut…
perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Bukan cuma itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Apa yang dilihat oleh Sya’ban RA ( dan orang yang sakratul maut) tidak bisa disaksikan oleh yang lain.
Dalam pandangannya yang tajam itu Sya’ban RA melihat suatu adegan di mana kesehariannya dia pergi pulang ke Masjid untuk sholat berjamaah lima waktu.
Perjalanan sekitar 3 jam jalan kaki sudah tentu bukanlah jarak yang dekat. Dalam tayangan itu pula Sya’ban RA diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah – langkah nya ke Masjid.
Dia melihat seperti apa bentuk sorga ganjarannya.
Saat melihat itu dia berucap:
“ Aduuuh kenapa tidak lebih jauh……”
Timbul penyesalan dalam diri Sya’ban RA,
mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih banyak dan sorga yang didapatkan lebih indah.
Dalam penggalan berikutnya Sya’ban RA melihat saai ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin.
Saat ia membuka pintu berhembuslah angin dinginyang menusuk tulang.
Dia masuk kembali ke rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya. Jadi dia memakai dua buah baju.
Sya’ban RA sengaja memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek (butut) di luar.
Pikirnya jika kena debu, sudah tentu yang kena hanyalah baju yang luar, sampai di masjid dia bisa membuka baju luar dan solat dengan baju yang lebih bagus.
Dalam perjalanan ke tengah masjid dia menemukan seseorang yang terbaring kedinginan dalam kondisi yang mengenaskan.
Sya’ban RA pun iba , lalu segera membuka baju yang paling luar dan dipakaikan kepada orang tersebut dan memapahnya untuk bersama – sama ke masjid melakukan sholat berjamaah.
Orang itupun terselamatkan dari mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan sholat berjamaah.
Sya’ban RA pun kemudian melihat indahnya sorga yang sebagai balasan memakaikan baju bututnya kepada orang tersebut.
Kemudian dia berteriak lagi :
“ Aduuuh kenapa tidak yang baru……. “
Timbul lagi penyesalan di benak Sya’ban RA.
Jika dengan baju butut saja bisa mengantarkannya mendapat pahala yang begitu besar, sudah tentu ia akan mendapat yang lebih besar lagi seandainya ia memakaikan baju yang baru.
Berikutnya Sya’ban RA melihat lagi suatu adegan saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke segelas susu. Bagi yang pernah ke tanah suci sudah tentu mengetahui sebesar apa ukuran roti arab (sekitar 3 kali ukuran rata-rata roti Indonesia)
Ketika baru saja hendak memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yang meminta diberikan sedikit roti karena sudah lebih 3 hari perutnya tidak diisi makanan.
Melihat hal tersebut , Sya’ban RA merasa iba .
Ia kemudian membagi dua roti itu sama besar,
demikian pula segelas susu itu pun dibagi dua.
Kemudian mereka makan bersama – sama roti itu yang sebelumnya dicelupkan susu , dengan porsi yang sama…
Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian memperlihatkan ….
ganjaran dari perbuatan Sya’ban RA dengan sorga yang indah.
Demi melihat itu diapun berteriak lagi:
“ Aduuuh kenapa tidak semua……”
Sya’ban RA kembali menyesal .
Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada pengemis tersebut tentulah dia akan mendapat sorga yang lebih indah
Masyaallah,
Sya’ban bukan menyesali perbuatannya,
tapi menyesali mengapa tidak optimal.
Sesungguhnya semua kita nanti pada saat sakratul maut akan menyesal tentu dengan kadar yang berbeda, bahkan ada yang meminta untuk ditunda matinya karena pada saat itu barulah terlihat dengan jelas …konsekwensi dari semua perbuatannya di dunia.
Mereka meminta untuk ditunda sesaat karena ingin bersedekah.
Namun kematian akan datang pada waktunya, tidak dapat dimajukan dan tidak dapat diakhirkan
Sering sekali kita mendengar ungkapan – ungkapan berikut :
“ Sholat Isya berjamaah pahalanya sama dengan sholat separuh malam”
“ Sholat Subuh berjamaah pahalanya sama dengan sholat sepanjang malam”
“ Dua rakaat sebelum Shubuh lebih baik dari pada dunia dan isinya”
Namun lihatlah Masjid tetap saja lengang dan terasa longgar.
Seolah kita tidak percaya kepada janji Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Mengapa demikian?
Karena apa yang dijanjikan Allah Subhanahu wa Ta’ala itu tidak terlihat oleh mata kita pada situasi normal.
Mata kita tertutupi oleh suatu hijab.
Karena tidak terlihat, maka yang berperan adalah iman dan keyakinan bahwa janji Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak pernah meleset.
Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membuka hijab itu pada saatnya.
Saat ketika nafas sudah sampai di tenggorokan….
Sya’ban RA telah menginspirasi kita bagaimana seharusnya menyikapi janji Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut.
Namun ternyata dia tetap menyesal sebagaimana halnya kitapun juga akan menyesal.
Namun penyesalannya bukanlah sia – sia.
Penyesalannya karena tidak melakukan kebaikan dengan optimal…..
Mudah-mudahan kisah singkat ini bermanfaat bagi kita semua dalam mengarungi sisa waktu yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita.
Dan mari kita berdo’a semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi kita kekuatan untuk melakukan sebaik, bahkan lebih baik dari pada apa yang dilakukan oleh Sya’ban RA…
Aamiin Yaa Robbal`Aalamiin
Sabtu, 07 November 2015
SANG PENGKUDETA BALIK KANAN!??
Ibrahim bin Abdirrahman At-Turkiy
(terjemahan bebas)
Kenapa As-Sisi, tokoh pengkudeta di Mesir mengumumkan bahwa Ikhwanul Muslimin adalah bagian dari masyarakat Mesir, dan bahwasanya rakyat Mesir lah yang menentukan peran mereka di masa depan? Menariknya, pengumuman ini dikeluarkannya setelah sehari sebelumnya peradilan Mesir juga menyatakan bahwa jama’ah Ikhwanul Muslimin terbebas dan bersih dari tuduhan sebagai jama’ah teroris?
Hal ini tidak lain adalah karena As-Sisi terus mengalami eskalasi kegagalan demi kegagalan, baik di bidang politik, urusan dalam negeri, hubungan luar negeri, ekonomi dan juga bidang militer, yang memaksanya untuk melakukan politik “balik kanan”.
Dalam ranah politik, politik dalam negeri, As-Sisi telah mengalami kegagalan, di mana dalam pemilu terakhir yang diselenggarakannya, pemilu parlemen ini telah diboikot secara meluas dan besar oleh rakyat Mesir, sebab rakyat Mesir tahu bahwa parlemen yang akan terbentuk pasca pemilu hanyalah satu bentuk formalitas semata.
Dalam tataran politik antara bangsa, Mesir telah tersingkir dari panggung percaturan internasional dalam banyak isu, dan bahkan As-Sisi tidak lagi mampu memenuhi hak-hak negaranya.
Dalam tataran ekonomi, anggaran negara Mesir terus menerus mengalami defisit anggaran, sesuatu yang belum pernah terjadi dalam 25 tahun terakhir, sehingga publik Mesir mulai membincangkan bahwa dalam dua bulan ke depan, negara tidak mampu lagi membayar gaji pegawai. As-Sisi sendiri pun meminta tolong kepada rakyat untuk urusan gajinya. Dan dalam bulan-bulan mendatang, masalah ketidakmampuan negara untuk membayar gaji ini bisa berubah menjadi halilintar yang akan meledakkan kemarahan rakyat.
As-Sisi pun telah gagal secara militer dalam kaitan dengan ISIS Sinai. Dunia pun mempercayai klaim ISIS Sinai bahwa merekalah yang telah menjatuhkan pesawat Rusia. Akibatnya tidak tanggung-tanggung, dunia pun mengambil keputusan untuk tidak menerbangkan pesawat mereka melintasi Sinai, sesuatu yang berdampak kepada Mesir secara sosial, politik, ekonomi dan khususnya pariwisata, di mana aspek pariwisata langsung merosot tajam, pasti akan berpengaruh besar terhadap ekonomi Mesir yang di antara andalan pendapatan utamanya adalah sektor pariwisata.
Satu demi satu, proyek-proyek siluman As-Sisi pun mulai terungkap, seperti: proyek satu juta apartemen, satu hektar juta sawah ladang, ibu kota baru dan terusan Suez jilid 2. Sebagai akibatnya, sirna lah harapan, mimpi dan obsesi masyarakat.
Mitra-nya dari negara-negara Arab-pun satu demi satu mulai meninggalkannya, malahan belakangan Barat pun juga tidak mau lagi memberikan sokongan politik kepadanya, sebab mereka mengetahui, ibarat kapal, As-Sisi itu sudah mau karam, siapa sudi menolongnya.
Bahkan mereka pun sudah mulai berbalik menyerangnya, dengan cara membuka file-file kejahatannya, tidak tanggung-tanggung, file-file pelangaran HAM-nya dibuka di kongres.
Bahkan, suasananya lebih buruk lagi, di mana begundal media nya pun telah berbalik menyerang dia, bahkan secara terbuka dan terang-terangan, di “kampung halaman” As-Sisi sendiri, yang mengakibatkan As-Sisi pun berbalik menyerang dan menjelek-jelekkan mereka.
Di Mesir, sekarang sudah mulai ramai lagi keinginan rakyat untuk kembali turun ke Tahrir Square, secara perlahan namun pasti, seruan ini pasti akan direspon oleh rakyat yang telah mulai merasakan pedihnya krisis ekonomi yang semakin tidak tertahankan.
Jadi, ibaratnya As-Sisi sekarang telah berdiri di atas pijakan bidang tanah, di mana tanah itu akan mengalami longsor besar, karenanya, orang mulai bermaksud menyelamatkan diri mereka masing-masing agar tanah longsor itu tidak menguburnya hidup-hidup.
[Ust. Musyafa Ahmad Rahim , MA.]
Jumat, 16 Oktober 2015
📜 Tafsir Qur'an Surah Al Baqarah : 38
RUBRIK TAFSIR ODOJERS
🔶🔷🔶🔷🔶🔷🔶🔷🔶
Edisi 21, Jumat 16 Oktober 2015
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
📖 قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُون
📝Artinya:
"Kami berfirman, "Turunlah kamu semuanya dari surga ini.! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) bersedih hati." Adapun orang orang yang kafir dan mendustakan ayat ayat kami, mereka itu penghuni Neraka, mereka kekal didalamnya". (Al Baqarah: 38)
👆
💫Allah swt. Menceritakan tentang peringatan yang di tujukan kepada Adam dan istrinya serta iblis ketika mereka diturunkan dari surga. Yg dimaksud ialah anak cucunya, bahwa Allah kelak akan menurunkan kitab kitab dan pengutus nabi-nabi serta rosul-rosul (dikalangan mereka yang akan memberi peringatan kepada kaumnya masing masing).
Demikianlah menurut
👳🏻 Abul Aliyah; dia mengatakan bahwa petunjuk tersebut dimaksudkan adalah para nabi dan para rosul, serta penjelasan penjelasan dan keterangan-Nya (melalui ayat-ayat Nya)
👳🏻Muqatil ibnu Hayyan mengatakan, yang dimaksud dengan petunjuk dalam ayat ini ialah Nabi Muhammad saw.
sedangkan menurut..
👳🏻Al Hasan, petunjuk artinya Al Qur'an. Kedua pendapat ini sahih, sedangkan pengertian pendapat Abul Aliyah lebih umum.
Barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku yakni orang yang mau menerima apa yang diturunkan oleh Allah melalui kitab kitabnya dan apa yang disampaikan oleh rosul-rosul-Nya niscaya tdak ada kekhawatiran atas diri mereka dan dalam menghadapi nasib di akhirat nanti.
Tidak pula mereka bersedih hati terhadap perkara perkara Duniawi yg terlewatkan oleh mereka. Pengertiannya sama dngn makna yang terkandung di dalam firman lainnya, yaitu:
📖 قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى
ٰ
📝Artinya :
"Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka." (Taahaa: 123)
👳🏻menurut ibnu Abbas ra. Makna yang dimaksud ialah dia tidak sesat didunia dan tidak celaka di akhirat.
Allah swt telah berfirman:
َ
📖 وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
📝Artinya:
"Dan barang siapa berpaling dari peringatan Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghidupkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (Taahaa: 124)
👆
💫Allah Ta’ala memberitakan bahwa Diri-Nya telah memerintahkan Adam, Hawwa dan Iblis agar turun ke bumi. Hal ini terjadi, setelah kedua insan tersebut digoda oleh syaithan supaya memakan buah dari pohon “al-Khuld” yang kemudian dimakan oleh keduanya. Lalu Dia Allah Ta’ala memberitahukan kepada mereka semua bahwa bila mereka mengikuti petunjuk yang datang kepada mereka dan tidak membelot darinya, maka mereka akan merasa aman dan bahagia serta tidak akan merasa takut dan bersedih. Sebaliknya, Dia Allah Ta’ala mengancam siapa saja yang kafir terhadapNya, mendustai Rasul-Nya serta tidak beriman dan beramal shalih akan membuatnya kekal di neraka.
👳🏻Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda: “adapun penghuni neraka yang mereka itu memang (pantas menjadi) penghuninya, maka mereka tidak akan mati dan juga hidup didalamnya, akan tetapi ada kaum yang disiksa dengan api neraka lantaran kesalahan mereka sehingga mereka mengalami kematian, lalu bila sudah menjadi arang, dia diizinkan untuk mendapatkan syafa’at”. Maksudnya: mereka keluar dari neraka karena mendapatkan syafa’at.
📚Maraji' : Tafsir ibnu Katsir ٰ
Ditulis oleh : Alfan Muttaqien ( Team Syari'ah Divisi Tsaqafah Islamiyah PSDM ODOJ)
RTO/21/16/10/2015/Divisi TSI - PSDM ODOJ
Selasa, 06 Oktober 2015
Ingin Perbaiki Ibadah, Ya kaji Fiqih
Kajian Kitab Bulughulmaram Hadits Ke-470 Bab Shal…: http://youtu.be/_mipLZ9wd-M
Jumat, 25 September 2015
Selasa, 15 September 2015
Santunan Untuk Korban crane Masjidil Haram
Atas perintah raja Salman Bin Abdul Aziz Hafidzahullah selaku pelayan dua tanah suci (al Haramain), bahwa pemerintah kerajaan Arab Saudi akan memberikan bantuan kepada para korban meninggal dan terluka pada peristiwa jatuhnya alat berat craine tanggal 11 Dzulqo'dah 1436 H di Masjidl Haram. Diantara bantuan yang akan diberikan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan bantuan sebesar 1.000.000 SR ( kisaran 3.8 M Rupiah ) kepada setiap keluarga korban yang wafat pada kejadian ini.
صرف مبلغ مليون ريال لذوي كل شهيد توفاه ـ الله سبحانه وتعالى ـ في هذه الحادثة
2. Memberikan bantuan sebesar 1.000.000 SR ( kisaran 3.8 M Rupiah ) kepada para korban yang cacat seumur hidup.
صرف مبلغ مليون ريال لكل مصاب بإصابة بالغة نتج عنها إعاقة دائمة
3. Memberikan bantuan sebesar 500.000 SR (kisaran 1.9 M Rupiah ) kepada setiap korban yang tidak wafat (terluka).
صرف مبلغ ( خمسمائة ألف ريال ) لكل واحد من المصابين الآخرين
Beliau Hafidzahullah juga menjelaskan bahwa semua bantuan ini tidak akan diberikan kecuali kepada mereka yang berhak (dari keluarga korban) setelah melapor kepada bagian khusus yang mengurusi. Tentu dalam perihal ini tidak lain demi menjaga amanah dan agar bantuan ini tersampaikan kepada yang benar benar berhak menerimanya.
Atas perintah Raja Salman Bin Abdul Aziz Hafidzahullah bahwa pemerintahan kerajaan Arab Saudi juga akan memberikan bantuan bantuan lain. Bantuan tersebut adalah :
1. Menghajikan 2 orang dari keluarga korban yang wafat sebagai tamu kehormatan kerajaan pada musim haji tahun 1437 H ( tahun depan).
باستضافة اثنين من ذوي كل متوفى من حجاج الخارج ضمن ضيوف خادم الحرمين الشريفين لحج عام 1437 هـ
2. Memberikan keleluasaan untuk menyempurnakan haji di tahun berikutnya bagi korban yang tidak bisa melaksanakan haji pada tahun ini. Sebagai tamu kehormatan kerajaan pada musim haji 1437 H (tahun depan).
تمكين من لم تمكنه ظروفه الصحية من المصابين من استكمال مناسك حج هذا العام من معاودة أداء الحج عام 1437 هـ ضمن ضيوف خادم الحرمين الشريفين
3. Dan memberikan visa kunjungan khusus kepada keluarga korban untuk mengunjungi / merawat korban yang masih menetap di rumah sakit selama periode yang tersisa dari musim haji tahun ini. Dan pula visa kembali ke negaranya.
ومنح ذوي المصابين الذين يتطلب الأمر بقاءهم في المستشفيات تأشيرات زيارة خاصة لزيارتهم والاعتناء بهم خلال الفترة المتبقية من موسم حج هذا العام والعودة إلى بلادهم
Untuk informasi secara detail bagi yang bisa berbahasa arab lebih jelasnya langsung membaca kabar berita ini pada link berikut :
http://www.al-madina.com.sa/node/630976/%D8%A8%D8%A3%D9%85%D8%B1-%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%84%D9%83-%D8%A5%D9%8A%D9%82%D8%A7%D9%81-%D8%AA%D8%B5%D9%86%D9%8A%D9%81-%D9%85%D8%AC%D9%85%D9%88%D8%B9%D8%A9-%D8%A8%D9%86-%D9%84%D8%A7%D8%AF%D9%86-%D9%88%D9%85%D9%86%D8%B9-%D8%A3%D8%B9%D8%B6%D8%A7%D8%A6%D9%87%D8%A7-%D9%85%D9%86-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%81%D8%B1-%D8%AD%D8%AA%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%A7%D9%86%D8%AA%D9%87%D8%A7%D8%A1-%D9%85%D9%86-%D8%AA%D8%AD%D9%82%D9%8A.html
Inilah sekilas pemberitahuan mengenai kebaikan dan perhatian pemerintah kerajaan Arab Saudi kepada korban yang wafat dan terluka pada musibah ini.
Semoga Allah ta'ala senantiasa menambah keberkahan pada negri ini dan kepada raja Salman Bin Abdul Aziz Hafidzahullah beserta keluarganya.
Dan semoga Allah ta'ala memberikan kekuatan dan kesabaran bagi keluarga korban yang ditinggal. Menerima segala amal sholih para jamaah haji yang wafat, mengampuni segala khilaf, dosa dan kesalahan serta memasukkan mereka ke dalam Surga firdausi-Nya.
Semoga korban yang masih sakit pula segera lekas diberi kesembuhan hingga sehat wal afiat dan pulih kembali sedia kala. Aamiin ya Rabbal Aalamiin...
#Diterjemahkan secara bebas dengan sedikit penyesuaian bahasa dan penambahan penjelasan agar mudah untuk difahami.
Penghujung malam kota nabi al Madinah al Munawwaroh. Akhukum fillah Afza Fajri Khatami Masyhadi melaporkan @Afkm_
___
Madinah I Selasa 2 Dzulhijjah1436 H / 15 September 2015 M
Sabtu, 12 September 2015
BERSAMA SIAPA KITA?
Siapa yang tidak kenal Qorun ?
Semua pasti mengenal mereka karena kemashuran kisah kehidupan mereka. Fir'aun yang terkenal karena kesombongannya, dia mengaku sebagai tuhan dan mati tenggelam di laut merah.
Qorun juga terkenal karena kesombongannya, dia menganggap bahwa harta yang dia miliki merupakan hasil dari kecerdasan dan usahanya, dia tidak meyakini hal itu merupakan pemberian dan karunia Allah. Sampai akhirnya Allah meneggelamkannya bersama hartanya kedalam perut bumi.
Kisah yang cukup mashur...
Sekarang apa ada yang tahu siapa itu Hamman ?
Dan siapa itu Ubay bin Khalaf ?
Jika Hamman, maka dia sosok yang agak femiliar, karena namanya disebutkan dalam al qur'an dan ikut serta mengambil peran dalam kisan nabi Musa dan Fir'aun. Hamman adalah pejabat fir'aun yang diperintah untuk membangun-bangunan yang tinggi.
Sekarang siapa itu Ubay bin Khalaf ?
Nama ini asing di teling kita semua, tidak ada yang mengenalnya kecuali bagi pemerhati sejarah Nabi Muhammad.
Ubay bin Khalaf merupakan salah satu kafir Mekkah yang menentang Islam. Ketika di Mekkah, Rasulullah pernah berkata bahwa beliau akan membunuh Ubay bin Khalaf. Maka sejak itu Ubay bin Khalaf yakin bahwa dia akan mati di tangan Nabi.
Ketika berkecamuk perang Uhud, Ubay mencari Nabi dan Ingin membunuh beliau, karena di yakin bahwa jika Nabi tidak mati maka dia yang akan mati. Hingga akhirnya Ubay bin Khalaf bertemu dengan Nabi dan terjadi sebuah duel. Pedang Nabi mampu menggores sedikit leher dari Ubay, namun Ubay berhasil tumbang.
Diapun sadar bahwa ajalnya telah dekat. Dan benar ketika dalam perjalanan ke Mekkah Ubay tewas disebabkan luka goresan pedang Nabi padahal luka tersebut tidak berbahaya.
Saudaraku mungkin anda bertanya, apa maksud disebutkan empat orang tadi ?
Apa hubungan antara keempat orang tadi ?
Apa kaitannya dengan kita semua ?
Banyak sekali jawaban dari pertanyaan tadi, namun disini saya ingin menyebutkan satu hadits yang semoga kita semua bisa mengamalkannya. Nabi bersabda :
من حافظ عليها كانت له نورا وبرهانا ونجاة يوم القيامة، ومن لم يحافظ عليها لم يكن له نور ولا برهان ولا نجاة وكان يوم القيامة مع قارون وفرعون وهامان أبي بن خلف.
"Siapa yang menjaga sholatnya maka pada hari kiamat dia akan memiliki cahaya, pembela dan akan mendapat keselamatan. Dan siapa yang tidak menjaga sholatnya maka di hari kiamat dia tidak memiliki cahaya, pembela dan tidak mendapat keselamatan. Sementara dia nanti akan dikumpulkan bersana Qorun, Fir'aun, Hamman dan Ubay bin Khalaf. (HR. Ahmad, dll dan dishohihkan isnadnya oleh syaikh Syu'aib al-Arnauth)
Inilah saudaraku maksud saya menyebutkan empat orang diatas, dimana Nabi mengancam orang-orang yang tidak menjaga sholatnya akan dikumpulkan bersama orang-orang di atas.
Maka saya menasehati diri saya pribadi dan saudara-saudara saya yang saya cintai agar kita menjaga sholat kita, yang dengan itu kita berharap bisa berkumpul dengan orang-orang sholeh pada hari kiamat dan tidak berkumpul dengan orang-orang yang celaka.
Demikian yang bisa ditorehkan semoga Allah memberi kemudahan kepada kita semua untuk mengamalkannya.
✏ Ustadz Nur Kholis, S.Pd.I حفظه الله تعالى
💻 www.suaraaliman.com
Youtube.com/user/suaraalimantv
fb.com/radiosuaraaliman
📩 Group WA Suara Al-Iman
Radio 846 AM SURABAYA
SMS/WA 087770000846

Rabu, 12 Agustus 2015
Kisi kisi ulangan Tik
1. Sejarah internet
2. Pengertian internet dan intranet
3. Perbedaan antara intranet dan internet
4. Manfaat internet diberbagai bidang
5. Manfaat jaringangan intranet
6. Dampak negatif internet
Rabu, 24 Juni 2015
Gunakan dorar.net Untuk Telusuri Hadits
16 - اقرؤُوا على موتاكم ( يس ) .
الراوي : معقل بن يسار | المحدث :الألباني | المصدر : ضعيف الجامع
الصفحة أو الرقم: 1072 | خلاصة حكم المحدث : ضعيف
17 - اقرَؤوا على موتاكم يس.
الراوي : [معقل بن يسار] | المحدث : ابن عثيمين | المصدر : الشرح الممتع
الصفحة أو الرقم: 5/249 | خلاصة حكم المحدث : مختلف فيه وفيه مقال
18 - اقرؤوا ياسينَ على موتاكم
الراوي : معقل بن يسار | المحدث :الألباني | المصدر : إرواء الغليل
الصفحة أو الرقم: 688 | خلاصة حكم المحدث : ضعيف
19 - اقرؤوا يس فإنَّ فيها عشرَ بركاتٍ ما قرأها جائعٌ إلا شبعَ وما قرأها عارٍ إلا كُسِيَ وما قرأها مسافرٌ إلا أُعِينَ على سفرِه وما قرأها رجلٌ ضلَّتْ عليه ضالةٌ إلا وجدها وما قُرِئتْ عند ميِّتٍ إلا خُفِّفَ عنه وما قرأها عطشانٌ إلا رُويَ وما قرأها مريضٌ إلا برئ
الراوي : علي بن أبي طالب | المحدث : ابن عراق الكناني | المصدر : تنزيه الشريعة
الصفحة أو الرقم: 1/296 | خلاصة حكم المحدث : له شاهد
20 - قلبُ القرآنِ {يس} لا يقرؤُها رجلٌ يريدُ اللهَ والدَّارَ الآخرةَ إلَّا غفر اللهُ له اقرؤُوها على موتاكم
الراوي : معقل بن يسار | المحدث :المنذري | المصدر : الترغيب والترهيب
الصفحة أو الرقم: 2/319 | خلاصة حكم المحدث : [إسناده صحيح أو حسن أو ما قاربهما]
21 - اقرأُوا يس على موتاكم
الراوي : معقل بن يسار | المحدث :الذهبي | المصدر : ميزان الاعتدال
الصفحة أو الرقم: 4/550 | خلاصة حكم المحدث : [فيه] أبو عثمان لا يعرف أبوه ولا هو
22 - اقرءُوا يس على مَوتاكم
الراوي : - | المحدث : ابن الملقن |المصدر : البدر المنير
الصفحة أو الرقم: 5/193 | خلاصة حكم المحدث : له طريق آخر
23 - اقرَءوا يس على موتاكُم
الراوي : - | المحدث : ابن الملقن |المصدر : شرح البخاري لابن الملقن
الصفحة أو الرقم: 23/153 |خلاصة حكم المحدث : صحيح
24 - اقرءوا يس على موتاكم
الراوي : معقل بن يسار | المحدث :صلاح الدين العلائي | المصدر : تحفة التحصيل
الصفحة أو الرقم: 369 | خلاصة حكم المحدث : مرسل
25 - اقرَءُوا على مَوتاكُمْ { يس }
الراوي : معقل بن يسار | المحدث :ابن حجر العسقلاني | المصدر : تخريج مشكاة المصابيح
الصفحة أو الرقم: 2/188 | خلاصة حكم المحدث : [حسن كما قال في المقدمة]
26 - اقرءوا يس على موتاكُم
الراوي : معقل بن يسار | المحدث :السفاريني الحنبلي | المصدر : شرح كتاب الشهاب
الصفحة أو الرقم: 229 | خلاصة حكم المحدث : صحيح
27 - اقرأوا على موتاكم يس
الراوي : [معقل بن يسار] | المحدث : الشوكاني | المصدر : الفتح الرباني
الصفحة أو الرقم: 9/4502 |خلاصة حكم المحدث : حسن
28 - اقرأوا على موتاكم يس
الراوي : معقل بن يسار | المحدث :الشوكاني | المصدر : الدراري المضية
الصفحة أو الرقم: 131 | خلاصة حكم المحدث : أعل
29 - يس قلبُ القرآنِ لا يقرؤها عبدٌ يريدُ اللهَ والدارَ الآخرةَ إلا غُفِرَ لهُ ما تقدمَ من ذنبِه فاقرؤوها علىموتَاكم
الراوي : معقل بن يسار | المحدث :الشوكاني | المصدر : فتح القدير
الصفحة أو الرقم: 4/504 | خلاصة حكم المحدث : ذكر له أحمد إسنادين أحدهما فيه مجهول
30 - اقرءوا على موتاكم يس.
الراوي : [معقل بن يسار] | المحدث : ابن باز | المصدر : فتاوى نور على الدرب لابن باز
الصفحة أو الرقم: 13/433 |خلاصة حكم المحدث : فيه ضعف
Rabu, 10 Juni 2015
Suami Istri Bersentuhan, Batalkah Wudhunya?
Jika suami istri bisa berpegangan dan bersentuhan lebih bebas, bagaimana jadinya jika salah satu atau keduanya sudah berwudhu? Apakah batal seperti halnya bersentuhan dengan lawan jenis bukan muhrim lainnya?
Secara umum ada tiga pendapat berbeda dalam hal ini. Imam Syafi'i dan ulama dari kalangannya berpendapat bersentuhan kulit tanpa aling-aling, baik itu dengan istri sendiri, bisa membatalkan wudhu. Meskipun ia bersentuhan tanpa syahwat.
Imam Syafi'i, seperti ditulis Ibnu Rusyd berpendapat, bahwa siapa yang menyentuh lawan jenisnya tanpa alat, baik menimbulkan berahi atau tidak, maka batal wudhunya. Di sisi lain, ada riwayat lain menyatakan bahwa dalam hal wudhu, Imam Syafi'i mempersamakan istri dengan semua mahram.
Dasarnya tafsir ayat 43 surat an-Nisa. Dalam penjelasan hal-hal yang membatalkan wudhu, kata laamastum dalam aulaamastum nisaa ditafsirkan oleh Imam Syafi’i dan Imam Nawawi sebagai menyentuh perempuan, bukan bersetubuh dengan perempuan. Abdullah bin Mas'ud juga mengartikan laamastum selain jima'
Dalam kitab Fathul Mu'in disebutkan beberapa faktor yang membatalkan wudhu. Di antaranya bertemunya dua kulit antara pria dan wanita meskipun tanpa syahwat. Nahdlatul Ulama (NU) yang memakai mazhab Syafi’i dalam fikihnya berpendapat dalam situs resminya, bersentuhan tangan dan kecupan kepada istri bisa membatalkan wudhu. NU mengutip hadis dari yang diriwayatkan Abdullah bin Umar, "Sentuhan tangan seorang laki-laki terhadap istrinya atau menyentuhnya dengan tangan wajiblah atasnya berwudhu." (HR Malik dan as-Syafii).
Pendapat kedua adalah persentuhan antara suami istri baik disertai atau tidak dengan syahwat tidak membatalkan wudhu. Pendapat ini dianut Imam Hanifah. Menurutnya, hanya persetubuhan yang membatalkan wudhu. Dalilnya pun sama, surat an-Nisa ayat 43. Namun, laamastum di sini ditafsirkan dengan jima' atau persetubuhan.
Syekh Salih bin Muhammad bin Utsaimin berpendapat tidak batal wudhunya suami istri yang bersentuhan bahkan berciuman. Dasarnya adalah hadis dari Aisyah RA. Aisyah RA meriwayatkan, Nabi SAW mencium salah satu istrinya kemudian melaksanakan shalat tanpa berwudhu lagi (HR Ahmad, Tirmidzi, Abu Daud). Hadis ini diperselisihkan di kalangan ulama mengenai derajatnya. Syekh Nashiruddin al-Albani menshahihkannya. Tidak utuhnya para ulama menerima derajat shahih hadis ini juga menjadi penyebab perbedaan pendapat masalah ini.
Pendapat ketiga dari mazhab Malik dan Hanbali yang menyatakan batalnya wudhu akibat persentuhan yang mengakibatkan birahi, baik terhadap suami istri ataupun selainnya. Ibnu Qudamah lebih menekankan hukum tidak membatalkan, namun jika keluar madzi dan mani maka wudhunya batal.
Sumber: www.rol.co.id