Selasa, 31 Desember 2013

TATA CARA SHALAT JENAZAH

Ketahuilah wahai saudaraku tercinta, bahwa Nabi shallallahu’alaihi wasallam telah bersabda, "Barangsiapa yang menghadiri jenazah hingga ikut menshalatkannya, maka dia
mendapatkan satu qirath, dan barangsiapa yang menyaksikannya hingga ikut mengantar ke kubur, maka mendapatkan dua qirath". Ditanyakan, "Apakah yang dimaksudkan dengan dua qirath itu? " Beliau menjawab, "Seperti dua
gunung yang besar." (HR. Muttafaq 'alaih)

Setelah kita mengetahui keutamaan yang besar ini, maka selayaknya bagi anda semua saudaraku yang tercinta, untuk mengetahui tata
cara shalat Jenazah, sebagaimana yang diajarkan di dalam sunnah Nabi shallallahu’alaihi wasallam.
Tata Cara Menshalatkan Mayit
Imam berdiri tepat di bagian kepala mayit, jika jenazah adalah seorang laki-laki atau di bagian tengah badan (perut) jika jenazah seorang
wanita. Kemudian makmum berdiri di belakangnya, sebagaimana dalam shalat yang lain, kemudian bertakbir sebanyak empat kali dengan rincian sebagai berikut:
Takbir yang pertama, yaitu takbiratul ihram, lalu mengucapkan ta'awudz dan basmalah tanpa
membaca do'a istiftah, kemudian membaca surat al-Fatihah.
Takbir ke dua, lalu mengucapkan shalawat atas Nabi shallallahu’alaihi wasallam,
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢُّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠﻰَ ﺁﻝِ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻛَﻤَﺎ ﺻَﻠَّﻴْﺖَ ﻋَﻠﻰَ
ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﻭَﻋَﻠﻰَ ﺁﻝِ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﺇِﻧَّﻚَ ﺣَﻤِﻴْﺪٌ ﻣَﺠِﻴْﺪٌ، ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺑَﺎﺭِﻙْ
ﻋَﻠَﻰ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻛَﻤَﺎ ﺑَﺎﺭَﻛْﺖَ ﻋَﻠَﻰ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ
ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺇِﺑَﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﺇِﻧَّﻚَ ﺣَﻤِﻴْﺪٌ ﻣَﺠِﻴْﺪٌ
"Ya Allah limpahkanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad,
sebagaimana Engkau telah melimpahkan kesejahteraan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji lagi Maha Mulia, dan berikanlah berkah kepada Muhammad dan kepada keluarga
Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan berkah kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji lagi Maha Mulia."

Takbir yang ke tiga, lalu berdo'a untuk mayit
dan untuk kaum muslimin dengan do'a yang ma'tsur (bersumber dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam) yakni:
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﺤَﻴِّﻨَﺎ ﻭَﻣَﻴِّﺘِﻨَﺎ , ﻭَﺷَﺎﻫِﺪِﻧَﺎ ﻭَﻏَﺎﺋِﺒِﻨَﺎ ﻭَﺻَﻐِﻴْﺮِﻧَﺎ
ﻭَﻛَﺒِﻴْﺮِﻧَﺎ ﻭَﺫَﻛَﺮِﻧَﺎ ﻭَﺃُﻧْﺜَﺎﻧَﺎ , ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻣَﻦْ ﺃَﺣْﻴَﻴْﺘَﻪُ ﻣِﻨَّﺎ ﻓَﺄَﺣْﻴِﻪِ ﻋَﻠَﻰ
ﺍﻹِﺳْﻼَﻡِ ﻭَﻣَﻦْ ﺗَﻮَﻓَّﻴْﺘَﻪُ ﻣِﻨَّﺎ ﻓَﺘَﻮَّﻓَﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺍْﻹِﻳْﻤَﺎﻥِ ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ
ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻪُ ﻭَﺍﺭْﺣَﻤْﻪُ ﻭَﻋَﺎﻓِﻪِ ﻭَﺍﻋْﻒُ ﻋَﻨْﻪُ ﻭَﺃَﻛْﺮِﻡْ ﻧُﺰُﻟَﻪُ ﻭَﻭَﺳِّﻊْ
ﻣَﺪْﺧَﻠَﻪُ ﻭَﺍﻏْﺴِﻠُﻪ ﺑِﺎﻟْﻤَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟﺜَّﻠْﺞِ ﻭَﺍﻟْﺒَﺮَﺩِ ﻭَﻧَﻘِّﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺬُّﻧُﻮْﺏِ
ﻭَﺍﻟْﺨَﻄَﺎﻳَﺎ ﻛَﻤَﺎ ﻳُﻨَﻖَّ ﺍﻟﺜَّﻮْﺏُ ﺍْﻷَﺑْﻴَﺾُ ﻣَِﻦَ ﺍﻟﺪَّﻧَﺲِ ﻭَﺍﺑْﺪِﻟْﻪُ ﺩَﺍﺭًﺍ
ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻦْ ﺩَﺍﺭِﻩِ ﻭَﺃَﻫْﻼً ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻠِﻪِ ﻭَﺃَﺩْﺧِﻠْﻪُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻭَﺃَﻋِﺬْﻩُ
ﻣِﻦْ ﻋَﺬَﺍﺏِ ﺍْﻟَﻘَﺒْﺮِ ﻭَﻋَﺬَﺍﺏِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻭَﺍﻓْﺴَﺢْ ﻟَﻪُ ﻓِﻲْ ﻗَﺒْﺮِﻩِ ﻭَﻧَﻮِّﺭْ
ﻟَﻪُ ﻓِﻴْﻪِ ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻻَ ﺗَﺤْﺮِﻣْﻨَﺎ ﺃَﺟْﺮَﻩُ ﻭَﻻَ ﺗُﻀِﻠَّﻨَﺎ ﺑَﻌْﺪَﻩُ

"Ya Allah ampunilah orang yang hidup di antara kami dan orang yang mati di antara kami, yang
hadir di antara kami dan yang tidak hadir, anak- anak kecil di antara kami dan orang-orang yang sudah tua, yang laki laki di antara kami dan yang wanita. Ya Allah siapa saja yang Kau hidupkan di antara kami, maka hidupkanlah dalam Islam, dan siapa saja yang Engkau wafatkan di antara kami, maka wafatkan dalam keadaan Iman. Ya Allah ampunilah dia, kasihanilah dia, peliharalah dia dan maafkanlah dia, muliakanlah tempatnya, luaskanlah kuburnya. basuhlah dia dengan air, salju (es) dan air embun, dan sucikanlah ia dari dosa dan kesalahan sebagaimana baju putih yang dibersihkan dari noda. Gantilah untuknya rumah yang lebih baik daripada rumahnya (di dunia)
dan keluarga yang lebih baik daripada keluarganya, dan masukkanlah dia ke dalam
surga, dan lindungilah ia dari adzab kubur dan adzab api neraka, lapangkanlah ia dalam kuburnya dan berilah cahaya kepadanya di
dalam kubur. Ya Allah janganlah Engkau halangikami atas pahalanya, dan janganlah Engkau sesatkan kami sepeninggalnya". (HR. Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah)
Jika mayitnya seorang wanita, maka dengan menggunakan kalimat, Allahummaghfir la[ha], yakni menggunakan kata ganti untuk wanita, yaitu [ha].
Apabila mayit adalah seorang anak atau karena keguguran, maka mengucapkan,

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ ﻓَﺮَﻃًﺎ ﻭَﺫَﺧَﺮًﺍ ﻟِﻮَﺍﻟِﺪَﻳْﻪِ ﻭَﺷَﻔِﻴْﻌًﺎ ﻣُﺠَﺎﺑًﺎ ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ
ﺛَﻘِّﻞْ ﺑِﻪِ ﻣَﻮَﺍﺯِﻳْﻨَﻬُﻤَﺎ ﻭَﺍﻋْﻈِﻢْ ﺑِﻪِ ﺃُﺟُﻮْﺭَﻫُﻤَﺎ ﻭَﺃَﻟْﺤِﻘْﻪُ ﺑِﺼَﺎﻟِﺢِ
ﺳَﻠَﻒِ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻭَﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ ﻓِﻲْ ﻛَﻔَﺎﻟَﺔِ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ
ﻭَﻗِﻪِ ﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻚَ ﻋَﺬَﺍﺏَ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴْﻢِ

"Ya Allah jadikanlah ia pendahuluan dan simpanan pahala bagi dua orang tuanya, pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya, ya Allah beratkanlah dengannya timbangan kedua orang tuanya, lipatkanlah pahala keduanya, dan kumpulkanlah ia bersama para pendahulu yang shalih dari kaum mukminin, dan jadikanlah ia dalam tanggungan Nabi Ibrahim ’alaihissallam, dan jagalah dia dengan rahmat-Mu dari adzab
Neraka Jahim." (Lihat al-Mughni, Ibnu Qudamah, 4:433)

Takbir yang ke empat, lalu diam sejenak, setelahnya selanjutnya mengucapkan satu kali ke arah kanan, yaitu mengucapkan, "Assalamu 'alaikum wa rahmatullah."
Dianjurkan mengangkat kedua tangan pada tiap kali takbir, karena adanya keterangan tentang itu dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam.

Do'a Ziarah Kubur
Di antara do'a berziarah kubur adalah,
ﺍَﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺩَﺍﺭَ ﻗَﻮْﻡِ ﻣُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻭَﺇِﻧَّﺎ ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺑِﻜُﻢْ
ﻻَﺣِﻘُﻮْﻥَ
“Keselamatan semoga terlimpah kepada kalian, penghuni (kubur) kaum mukminin, dan insya Allah kami semua akan menyusul kalian." (HR. Muslim)

Catatan:
Ziarah kubur disunnahkan bagi kaum laki-laki bukan bagi wanita dengan tanpa melakukan safar, tujuannya untuk mengambil pelajaran (mengingat mati) dan mendo'akan orang yang telah meninggal dunia.
Menshalatkan mayit dapat dilakukan di dalam masjid atau di tanah kosong, dan disyari'atkan bagi laki-laki dan perempuan.

Demikian semoga salawat dan salam Allah subhanahu wata’ala limpahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu’alaihi wasallam.

Sumber: "Ad Durus al-Muhimmah li 'aamatil Ummah, Shifat Shalatil Mayit," Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Bin Baz Syaikh Amad al-Hudzail

Published with Blogger-droid v2.0.10

Kamis, 19 Desember 2013

Generasi Instan

Kalo kita amati pitra putri kita, saat ini kita bisa melihat satu pola yang berbeda dari generasi sebeumnya. Dua karakter yang luntur yaitu Kemandirian dan pola hidup serba instan.

Kita mungkin masih ingat kebiasaan saat usia kita masih kecil. Merumput adalah sebuah aktifitas yang dilakukan oleh setiap anak. Berjalan 2 km dengan rumput atau kayu diatas kepala adalah hal yang biasa. Memanjat pohon kelapa dengan ketinggian yang lumayan menegangkan merupakan ketrampilan yang umum dikuasai. Sebenarnya Rasulullah memberikan contoh kepada kita bagaimana pada saat beliau masih remaja tapi sudah terlibat dalam aktifitas bisnis pamannya. Sebuah pembelajaran yang luar biasa.

Karakter kedua yang menggejala adalah generasi instan, yang cenderung ingin menikmati hasil dan enggan melalui proses. Contoh entengnya remaja putri kita yang mempunyai ketrampilan sangat sedikit. Aktifitas keterlibatan dalam dunia pertanian sebagai pekerjaan umumnya orang tuanya juga sangat rendah. Mereka lebih asyik untuk main hp dan sibuk dengan tontonan.

Tugas kita sesungguhnya menyiapkan generasi yang berkarakter mandiri dan mempunyai daya juang yang tinggi.

Selamat berjuang kawan..

Published with Blogger-droid v2.0.10

Senin, 09 Desember 2013

Dunia Akui Bank Syariah Kunci Lewati Krisis


Departemen Riset Falak Consulting (FCRD) meyakini perbankan syariah bisa menjadi model pasar yang lebih ekonomis dan bisnis pembiayaan berkelanjutan. Selain itu, berdasarkan Konferensi Perbankan Syariah Global (WIBC) di Manama, Falak Consulting menyoroti krisis keuangan di 2009.

Berdasarkan laporan CPI Financial, Senin (9/12), ketika krisis keuangan mengguncang dunia, bank konvesional mengalami kejatuhan yang lebih besar dibandingkan perbankan syariah.

Bahkan perbankan konvensional mengakui bank dan pembiayaan syariah bisa menawarkan lebih kepada nasabah.Salah satu diskusi dalam acara WIBC, yang menyoroti tema 'Bisnis di Timur Tengah dan Peran Keuangan Islam', potensi perbankan syariah terbuka lebar.

Sementara laporan FCRD menunjukkan perbankan syariah saat ini adalah segmen yang berkembang paling cepat dalam sistem keuangan internasional. Khususnya dari sisi aset dimana angkanya telah mencapai 1,1 triliun dolar AS di 2011, yang mewakili 80,9 persen total aset pembiayaan syariah dan 1 persen perbankan di seluruh dunia. Laporan itu juga menyebutkan perbankan syariah masih harus membangun imej perbankan syariah yang sehat dan transparan serta memiliki resiko yang minim.

Pendiri dan Kepala Falak Consulting, Suhail Ghazi Algosaibi, menyatakan krisis keuangan 2009 telah mengajarkan semua orang mengenai beberapa hal. Pertama ungkap dia, perbankan konvesional atau model yang ada saat ini bukannya tak bisa ambruk. Sehingga membuka mata masyarakat bahwa mereka perlu mempertimbangkan pilihan lain. Sebuah pilihan dimana ada perbankan yang lebih aman, layak dan berkelanjutan.
Perbankan syariah pun memiliki potensi menawarkan apa yang dicari masyarakat itu.

Maka, saat ini, ucap dia, kita menyaksikan banyak bank konvensional global yang mengeksplorasi potensi di atas.
Tak hanya itu, saat ini juga semakin banyak diskusi mengenai langkah ke depan bisnis keuangan dan perbankan Islam.Saat ini, berdasarkan catatan CPI Financial, beberapa bank konvensional yang telah mendunia menerbitkan cabang baru yang fokus diperbankan syariah. Seperti halnya Llyoid Bank, HSBC, Standard Chartered dan Islamic Bank of Britain.

Sumber: www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/13/12/10/mxko47-dunia-akui-bank-syariah-kunci-lewati-krisis

Published with Blogger-droid v2.0.10

Minggu, 08 Desember 2013

Kepolisian di Kanada Resmi Izinkan Polwan Berjilbab


Kepolisian Kota Edmonton (EPS), Kanada, telah menyetujui opsi penggunaan jilbab bagi para polisi wanita Muslimah mereka saat bertugas.
Sebuah pernyataan pers yang disiarkan oleh institusi tersebut menyebutkan jilbab untuk seragam polwan ini meliputi kepala dan leher, hanya saja tidak menutup bagian wajah.
“EPS menghormati pilihan seorang wanita Muslimah untuk mengenakan jilbab,” begitu isi pernyataan itu seperti dilansir World Bulletin, Ahad (8/12).
Seiring perjalanan waktu, EPS saat ini memiliki sejumlah polwan dari kalangan Muslim. Didorong oleh keinginan untuk menjunjung keadilan bagi semua warga negara di Edmonton, EPS akhirnya memodifikasi seragam yang digunakan petugas mereka supaya juga dapat mengakomodasi jilbab.
Presiden Dewan Muslimah Kanada bagian Edmonton, Soraya Zaki Hafez, menyampaikan apresiasinya atas kebijakan positif yang diambil EPS. Sebelumnya, kata dia, para Muslimah di kota itu mengalami kesulitan saat mempertimbangkan diri mereka menjadi polisi.
Namun, dengan adanya keputusan ini, hal tersebut jadi berubah.“Hal ini menunjukkan, perempuan Muslim telah menjadi bagian dari masyarakat Edmonton. Saya pikir, penerimaan ini sungguh luar biasa,” ujar Soraya.
Inspektur Polisi EPS, Kevin Galvin berpendapat, adalah penting untuk membuat siapa pun yang bekerja di EPS benar-benar merasa diterima. Terlepas dari ras, budaya, agama, atau orientasi seksual mereka.
“Karena kami sadar, orang-orang yang bekerja di sini (EPS) memiliki panggilan jiwa untuk melayani dan melindungi segenap warga Edmonton. Apalagi, mereka juga melewati proses rekrutmen yang ketat dan standar pelatihan polisi yang berat di sini,” tuturnya.

sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/13/12/08/mxhn8o-kepolisian-di-kanada-resmi-izinkan-polwan-berjilbab

Kamis, 05 Desember 2013

Hakikat Memakmurkan Masjid

"Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk".

Ayat tersebut merupakan kutipan surat At Taubah ayat 16. Kesimpulan ringkas dari ayat tersebut adalah bahwa memang tidak semua orang dapat.memakmurkan masjid. Mereka yang memakmurkan masjid hanyalah:
1. Beriman Kepada Allah dan hari akhir
2. Mendirikan Shalat
3. Menunaikan zakat
4. Tidak takut kecuali hanya kepada Allah

Sudahkah kita termasuk sebagai pemakmur masjid?

Published with Blogger-droid v2.0.10

Selasa, 03 Desember 2013

Peranan Masjid Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat


Kata masjid dalam Al-Qur’an terulang sebanyak 28 kali. Dari segi bahasa, kata masjid terambil dari akar kata sajada-yasjudu-sujuudan (patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat serta ta’dhim). Adapun ismul makaan (nama tempat) adalah masjid (tempat bersujud), yakni bangunan yang dikhususkan untuk melaksanakan shalat. Karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh, maka hakekat masjid adalah tempat melakukan segala aktivitas yang mencerminkan kepatuhan, tunduk, taat semata kepada Allah SWT. Dengan demikian, masjid sebagai pangkal tempat orang Islam bertolak, sekaligus pelabuhan tempatnya bersauh.

Masjid adalah institusi pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW saat beliau hijrah ke kota Madinah, yakni masjid Quba’. Rasulullah SAW tidak menjadikan masjid hanya tempat shalat semata, namun dijadikan juga sebagai sarana melakukan pemberdayaan umat, seperti tempat pembinaan dan penyebaran dakwah Islam, sebagai tempat untuk mengobati orang sakit, sebagai tempat untuk mendamaikan orang yang sedang bertikai, sebagai tempat untuk konsultasi dan komunikasi masalah ekonomi, sosial dan budaya, demikian pula digunakan untuk menerima duta-duta asing, sebagai tempat pertemuan pemimpin-pemimpin Islam, sebagai tempat bersidang, tempat mengurus baitul maal, menyusun taktik dan strategi perang, serta mengurus prajurit yang terluka. Demikian pula masjid sebagai sarana tempat pendidikan, dan Rasulullah SAW mengajar langsung dan memberi berkhutbah, dalam bentuk halaqah, di mana para sahabat duduk mengelilingi beliau untuk mendengar dan melakukan tanya jawab berkaitan urusan agama dan kehidupan sehari-hari.

Masjid di zaman Rasulullah SAW mempunyai banyak fungsi. Itulah sebabnya Rasulullah SAW membangun masjid terlebih dahulu dan dari masjidlah kemudian memancar cahaya Islam, menyebar ke seluruh cakrawala dunia. Masjid menjadi symbol persatuan umat Islam. Selama sekitar 700 tahun sejak Nabi mendirikan masjid pertama, fungsi masjid masih kokoh dan original sebagai pusat peribadatan dan peradaban yang mencerdaskan dan mensejahterakan umat manusia. Lewat masjid Rasulullah SAW membangun kultur masyarakat baru yang lebih dinamis dan progressif. Masjid adalah rumah Allah yang dibangun atas dasar ketaqwaan kepadaNya. Oleh karena itu, membangun masjid harus diawali dengan niat yang tulus, ikhlas, mengharap ridha Allah semata, sehingga masjid yang dibangun mampu memberikan ketenangan, ketenteraman, kedamaian, kesejahteraan, rasa aman kepada para jamaah dan lingkungannya.

Pada masa keemasan Islam, universitas berada di dalam masjid, seperti masjid Al Azhar, Kairo, Mesir, dari masjid inilah melahirkan universitas terkemuka di dunia, yakni Universitas Al Azhar yang hingga kini dikenal dunia. Masjid Al-Azhar juga dikenal luas oleh kaum muslimin di Indonesia. Masjid ini mampu memberikan beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa, bahkan pengentasan kemiskinan pun merupakan program nyata yang secara kontineu dilaksanakan di masjid. Kalau dulu universitas ada di dalam masjid, sekarang masjid ada di dalam universitas.

Bagaimana dengan kondisi masjid sekarang? Dilihat dari sisi pertumbuhan masjid di Indonesia, sungguh sangat menggembirakan. Dari tahun ke tahun, jumlah masjid kian bertambah. Tetapi kita harus jujur, harus kita akui, bahwa fungsinya belum maksimal dan optimal. Pemberdayaan masjid selama ini, kurang begitu diperhatikan. Padahal masjid mempunyai peran strategis dalam membangun kesejahteraan umat. Masjid selama ini hanya berperan sebatas tempat ibadah shalat ritual semata. Padahal jika masjid itu berdaya, maka masyarakatnya pun akan sejahtera.

Karena itu, kita harus merekonstrusi paradigma pemahaman manajemen masjid sesuai dengan khithahnya. Bukankah misi masjid hayya ‘alash shalaah (mari kita melaksanakan shalat), dan hayya ‘alal falaah (mari meraih kemenangan). Artinya mengajak melalui masjid, untuk meningkatkan kualitas ibadah ritual dan melalui masjid pula kita raih kemenangan. Dalam membebaskan kemiskinan, kebodohan dan ketebelakangan. Masjid seringkali menjadi simbol kebesaran Islam, namun jauh dari kegiatan memakmurkannya. Masjid sejak zaman Rasulullah SAW telah dijadikan pusat kegiatan Islam. Dari masjidlah Rasulullah SAW membangun umat Islam, dan mengendalikan pemerintahannya. Namun saat ini, masjid masih belum diberdayakan secara proposional bagi pembangunan umat Islam. Memang tidak mudah untuk mewujudkannya. Untuk mengajak umat kembali ke masjid seperti pada zaman Rasulullah SAW. Sementara persepsi yang berkembang sekarang adalah masjid hanya untuk kegiatan spiritual belaka. Memakmurkan masjid memiliki arti yang sangat luas. Yakni menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bernilai ibadah. Di antara kegiatan yang tergolong memakmurkan masjid adalah pengelolaan masjid yang professional, menyemarakkan majelis taklim, Taman pendidikan Al-Qur’an, memberdayakan remaja masjid, mengelola perpustakaan, mengelola koperasi, poliklinik, unit pelayanan zakat, konsultasi bantuan hukum, lembaga pendidikan dan sekolah, baitul maal, toko buku, bimbingan penyelenggaraan haji dan umrah. Bahkan bisa juga berupa menyelenggarakan bazar untuk memudahkan jamaah memperoleh kebutuhan yang murah dlsb.

Selain kegiatan-kegiatan di atas, pengurus masjid harus tanggap terhadap kondisi sosial yang terjadi di masyarakat. Kendala-kendala maupaun masalah-masalah sosial yang dialami warga sekitarnya. Misalnya kelaparan, musibah, kesusahan, sakit jiwa, kefakiran, deviasi sosial, kenakalan remaja, musafir (pendatang yang kesusahan), ketiadaan air, ibn sabil dan lain sebagainya. Masijd melalui pengurusnya harus bertindak sebagai, pengayom, pencegah, pengobat dan konseling. Dalam hal peristiwa-peristiwa besar, pengurus masjid perlu bekerja sama dengan lembaga-lembaga afiliasi di atasnya, dengan organisasi terkait lain, ataupun dengan pemerintah.

Oleh karena masjid merupakan intrumen pemberdayaan umat, yang memiliki peranan sangat strategis dalam upaya peningkatan kualitas masyrakat dan kesejahteraan umat, maka pengelolaan manajemen masjid harus professional. Seorang pengelola masjid yang mendapat amanah Allah SWT untuk mengurus masjid, haruslah seorang yang ikhlas, jujur, amanah, adil, disiplin, bertanggung jawab, peduli, bisa bekerja sama, bahkan dia seharusnya seorang visioner, berfikir maju bagaimana masjid bisa memberi manfaat yang banyak kepada umat. Allah berfirman dalam surah At Taubah : 18 yang maknanya : Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

Seorang takmir masjid harus bercita-cita untuk memberikan pelayanan terbaik kepada umat. Oleh karena itu, falsafah yang harus dibangun oleh pengelola masjid adalah kesadaran diri bahwasannya masjid adalah min sya’aairilllah (bagian dari syiar Allah) yang harus dijunjung tinggi, dimuliakan dan dihormati. Masjid adalah lahan untuk beramal, beribadah, berjuang dan berkorban, serta mengabdi. Oleh karena itu, dalam mengelola masjid sebesar keinsfanmu, sebesar itu pula pahalamu. Dan yang lebih penting lagi bagi pengelola masjid adalah jangan sekali-kali mencari makan di masjid, tetapi carilah dari luar masjid untuk menghidupi masjid. Memang mengelola masjid diperlukan bondo, bahu, pikir, lek perlu sak nyawane pisan (harta, bahu, fikiran kalau perlu nyawanya sekalian). Tanamkan kesadaran bahwasannya sayidul bilaadi khaadimuhum (orang besar itu adalah mereka yang mau mengabdikan dirinya menjadi pelayan umat). Apalagi menjadi pelayan rumah Allah. Seorang pengelola masjid, harus menyadari bahwasannya pelayanan itu harus dengan hati, harus dengan cinta. Aku bahagia karena aku bisa melayani, aku ada, maka aku melayani, melayani adalah ibadah, melayani adalah keterpanggilan, demikian pula melayani adalah fitrah. Teladanilah Rasulullah SAW ketika memimpin. Beliau memimpin dengan “cinta”. Ketika beliau melihat salah satu jamaah yang tidak hadir dalam shalat berjamaah, beliau selalu bertanya aina fulan? (di mana si Fulan?). setelah shalat Jum’ah pun Rasulullah sering menanyakan kepada sahabatnya : “Siapa yang pada hari dalam keadaan kesulitan?, siapa hari ini yang dalam kekurangan?. Sekali waktu Nabi juga bertanya : ayyu khidmah? (apa yang bisa aku bantu?). Apa yang bisa aku perbuat? Apa yang bisa aku lalukan? Betapa mulia akhlak Rasullah SAW dalam memimpin, bahkan seorang musuh Nabi pernah memberi sebuah pengakuan, belum pernah aku melihat seorang pemimpin yang dicintai pengikutnya seperti Muhammad SAW.

Jadikanlah Allah sebagai pegangan hidup, jadikanlah Allah sebagai tujuan hidup. Ingat bahwasanya kita adalah wakil Allah (khalifatullah) di muka bumi ini. Oleh karena itu, wakililah sifat-sifat mulia Allah. Tanamkan kalimah tauhid laa ilaaha illallah ke dalam lubuk hati yang paling dalam. Cintailah Allah di atas segala-galanya. Mulailah segala aktivitas kita dengan memohon pertolongan Allah. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan mendapat ridha Allah SWT.

SUMBER: http://www.masjidalakbar.com/khutbah1.php?no=88