Sabtu, 10 Desember 2016

Agar Murojaah Hafalan Menjadi Menyenangkan


Umarulfaruq Abubakar
www.hafalalquran.com

Saya selalu teringat kata kata guru saya, Ust. Baidun Makenun Al Hafizh, bahwa menghafal Al Quran itu menjadi nikmat kalau hafalannya lancar. Kalau tidak lancar, ya tidak nikmat.

Maka kegiatan memperlancar hafalan, sesungguh adalah salah satu cara terbaik meningkatkan kenikmatan hidup.

Pertanyaannya, bagaimana cara yang terbaik, ternikmat, dan terefektif melakukan proses murajaah itu?

Sebab terbukti, selesai menghafal tidak menjadi jaminan bahwa hafalan itu akan bertahan.

Sebelum menjawab pertanyaan itu, mari sejenak kita menilai diri sendiri...

Dari sekian Juz dan Surah Al Quran yang pernah kita hafal, berapa juz dan surah yang sudah pergi meninggalkan kita, dan berapa lagi yang masih bertahan?

Padahal menghafal adalah kegiatan seumur hidup. Sekali dihafal tidak boleh dilupakan.

Dengan kesibukan masa kini yang semakin meningkat, terutama jam terbang tinggi di grup grup whatsapp (kalau itu bisa disebut kesibukan 😉 ), bagaimana cara kita mempertahankan dan merawat hafalan dengan menyenangkan dan tanpa pusing?

Nah, ini ada beberapa tips yang saya dapatkan dari Syekh Asran Jabir Asran (pakar qiraat asyrah) dan guru-guru saya yang lainnya:

1. Baca hafalan di dalam Shalat

Persiapkanlah diri untuk membaca apa yang pernah kita hafal di dalam shalat. Persiapannya misalnya dengan membaca ayat ayat tersebut sebelum shalat. 

Kalau membiasakan diri setiap rakaat baca setengah halaman saja, dan dalam sehari kita misalnya shalat 20 rakaat (shalat fardhu + rawatib + tahajjud + witir + dhuha), maka kita bisa mengulangi hafalan 10 halaman atau setengah juz.

Itu sudah sangat luar biasa.. Hafalan kita pun semakin kuat. Dan murajaah hafalan dalam shalat adalah murajaah terbaik dari sekian teknik murajaah lainnya.

2. Murajaah 15 menit sebelum dan setelah shalat lima waktu.

Datanglah ke mesjid lebih awal. Sambil menanti iqamah, kita bisa memanfaatkan waktu untuk murajaah. Tidak mengapa kita melihat mushaf saat mengulangi juz yang pernah kita hafal.

Kalau konsisten, InsyaAllah setiap waktu shalat kita bisa baca 1 juz. Terutama Bakda Subuh. Dalam sehari bisa murojaah 5 juz. Terserah juznya sama atau beda.

Yang jelas, sebaiknya murajaah dalam Shalat jalan sendiri, murajaah di luar shalat pun tetap jalan. Sehingga kalau khatam, kita bisa khatam dua murajaah.

3. Murajaah Sebelum Tidur

Saat akhirnya kita terlelap, alam bawah sadar kita tetap bekerja. Akal pikiran kita terus mengolah input informasi yang kita dapatkan sebelum tidur. Maka akal dan hati kita akan terus mengulang ulang bacaan Al Quran yang sebelumnya kita baca.

Dan hasilnya hafalan kita menjadi semakin kuat dan kita tertidur dalam keadaan beribadah, disamping tidur itu sendiri adalah ibadah.

Ini tiga tips yang kita berikan. Selayaknya sebuah barang yang sangat berharga dan karunia yang tidak ternilai, sudah sepantasnya kita meluangkan waktu untuk  Al Quran.

Lebih-lebih waktu kita akan semakin berharga saat kita melaluinya bersama Al Quran.

Seorang ulama pernah berkata:

"كلما زاد حزبي من القرآن زادت البركة في وقتي وﻻ زلت أزيد حتى بلغ حزبي عشرة أجزاء"
(ذيل طبقات الحنابلة ﻻبن رجب 3 / 205)

"Semakin bertambah bacaan Al Quran ku, semakin bertambah keberkahan waktuku. Dan aku terus menambah bilangan tilawahku sehingga mencapai 10 juz dalam sehari"

Nah, apa lagi yang kita tunggu?

Ayo murojaah...! 😊😊😊


Selasa, 29 November 2016

Kesaksian dari Kediri tentang Serangan PKI


Perempuan 70 tahun itu sengaja datang dari Kediri untuk menghadiri acara Simposium Nasional bertajuk "Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain" di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (2/5).

Di sela acara, Muawanah bercerita tentang pengalaman kelam itu. Tragedi penyerangan besar-besaran oleh PKI kepada kalangan pesantren untuk pertama kalinya di Kediri. 

Kala itu Muawanah masih berusia 18 tahun. Dia baru menamatkan sekolah di Pendidikan Guru Agama (PGA), setaraf Madrasah Aliyah Negeri. 

Muawanah mengikuti pelatihan kaderisasi yang diadakan Pelajar Islam Indonesia di Pondok Pesantren Al-Jauhar, Desa Kanigoro, Kecamatan Kras, Kediri, Jawa Timur. Liburan sekolah di bulan Ramadhan dimanfaatkan untuk mengikuti pelatihan.

"Memang sudah menjadi kebiasaan Pelajar Islam Indonesia, setiap ada liburan diadakan pelatihan," katanya saat berbincang denganCNNIndonesia.com.

Muawanah mengikuti pelatihan mental yang berisi kegiatan penguatan nilai keagamaan. Pada waktu yang bersamaan digelar pula pelatihan tingkat dasar dan training kepemimpinan. 

Pelatihan itu dimulai pada 9 Januari dan direncanakan berakhir pada 22 Januari 1965. Pesertanya terdiri dari 127 santri usia sekolah menengah atas. Pelatihan berhenti di tengah jalan.

Rabu, 13 Januari 1965. Langit masih gelap ketika Muawanah dan teman-temannya berada di asrama putri. Usai melaksanakan salat subuh, mereka hendak mengikuti kuliah umum. 

Dor... dor... dor... Dari dalam ruangan, Muawanah mendengar suara tembakan. "Itu kode ternyata," katanya. Setelah bunyi tembakan, sekitar ribuan orang datang berbondong-bondong menyerang asrama putra dan putri serta masjid.

Pintu asrama putri digedor. Ketika dibuka, para pria langsung menyerang masuk. Muawanah dan santriwati lain pun ketakutan. "Bayangkan, kami masih anak usia SMA," katanya.

Para penyerang langsung melontarkan kata makian. "Ini antek Belanda, antek Nekolim (neokolonialisme-imperialisme), seret saja!" ujar Muawanah menirukan para penyerang. 

Muawanah juga menyaksikan bagaimana salah satu temannya dilecehkan oleh sejumlah pria yang masuk ke asrama. Namanya Khotijah, asal Kertosono.

"Dia memang cantik anaknya, dilecehkan kemudian digerayangi semua, itu tidak hanya satu anak, kurang ajar sekali," ujar perempuan kelahiran Blitar, 1946.

Para penyerang lalu mengambil Alquran, menginjak-injak, kemudian memasukkannya ke karung. Setelah itu para santri digiring keluar sambil diiringi umpatan kemarahan kader dan simpatisan PKI. 

Sebagian massa anggota PKI masuk ke masjid tanpa melepas alas kaki. Lantai masjid pun becek karena saat itu musim hujan. Mereka juga menyerang rumah Kiai Jauhari, pengasuh Ponpes Al-Jauhar. Muawanah menyaksikan para kiai diseret keluar dan dianiaya.

"Mereka ditempeleng, pokoknya direndahkan, dihina, dimaki dan sebagainya," katanya. "Itu kiai sedang ada di masjid."

Muawanah baru menyadari tim keamanan pesantren yang mayoritas pria telah diikat beruntun satu sama lain. Kaki dan tangan mereka diikat. Mereka kemudian digiring menuju kantor polisi.

"Yang mestinya kalau ke kantor polisi Kras, kira-kira setengah kilometer tapi ini mubeng (berkeliling) sampe dua kilometer lebih," katanya.

Mereka diajak menyusuri pematang sawah. Di tengah perjalanan, para santri dan kiai diintimidasi. Mereka diancam akan dibunuh. Makian tak hentinya dilontarkan kepada mereka. 

"Kalau sampai ada yang lari, bunuh," kata Muawanah mengenang. Pukul enam pagi, mereka diserahkan kepada kepala kepolisian.

Salah seorang panitia pelatihan, Sunarsih, mengenali salah satu pelaku penyerangan. Namanya Suryadi, pimpinan organisasi sayap PKI, Pemuda Rakyat di desa itu.

"Yang ambil pistol dan menembak ke atas itu namanya Suryadi, Ketua Pemuda Rakyat. Jadi semua tahu kalau itu PKI," kata Sunarsih. 

Dari situ warga pesantren mengidentifikasi bahwa penyerangan itu dilakukan oleh PKI dan underbouwnya, seperti Pemuda Rakyat dan Barisan Tani Indonesia (BTI). "Yang tidak ada hanya Gerwani," kata Sunarsih.

Saat itu, Muawanah tidak paham mengapa PKI menyerang kalangan pesantren. "Mungkin itu test case dia (PKI) untuk mengadakan pemberontakan 1965," katanya.

Sumber: www.cnnindonesia.com


Sabtu, 12 November 2016

Wahai Pemuda, Bangkitlah!

BERBICARA pemuda, kita berbicara pemimpin masa depan suatu bangsa. Jika konteks nya pemuda Indonesia, maka kita sedang membicarakan kepemimpinan masa depan bangsa Indonesia. Itulah yang dikatakan Ulama pembaharu asal Mesir imam Asy-syahid Hasan al-Bana “syabab al yaum rijalul ghod” “Pemuda hari ini, adalah pemimpin masa depan”.

Karena itu melalui pemudalah bangsa ini mampu lahir, bangkit, berdiri dan berjalan menjadi bangsa yang berdaulat dengan berbagai dinamikanya. Sejarahpun telah menorehkan tintanya, bahwa dalam setiap momen penting bangsa ini, senantiasa melibatkan pemuda sebagai lokomotif penggeraknya, aktor intelekualnya dan rahasia kekuatanya. Oleh sebab itu pembahasan tentang bab Pemuda sangat strategis dan penting kita dalami bersama.

Seorang ulama kontemporer Hasan al-Bana menggambarkan sosok pemuda, “Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang dijalan-Nya, semakin bersemangat merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Dan keempat rukun ini, yakni iman, ikhlash, semangat dan amal merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda! Karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda”

Peran pemuda yang strategis dan penting ini sampai di gambarkan oleh sahabat Rasulullah SAW yaitu Umar bin Khattab RA, dalam keterangan Hadist dijelaskan bahwa Umar pernah mengatakan “Jika aku sedang mengalami kesulitan, maka yang aku cari adalah pemuda”. Pemuda mampu menjadi inspirasi dan solusi bagi Umar bin Khattab RA. Oleh sebab itu, dari dulu hingga sekarang, pemuda merupakan pilar kebangkitan.

Dalam setiap kebangkitan pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap pemikiran, pemuda adalah pengibar panji-panjinya. Dengan ini pula, penyanyi kondang Indonesia Rhoma Irama pernah berkata, bahwa “masa muda adalah masa yang ber-api-api”. Karena memang semangat dan idealisme seorang pemuda telah membakar motivasi dirinya untuk senantiasa berkontribusi untuk agama, bangsa dan negara ini lebih baik lagi. Belum lagi ketika kita mengingat perkataan Tan malaka tentang pemuda. Beliau mengatakan bahwa “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh pemuda”.

Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang menjelaskan tentang pemuda. Diantaranya surah al-Kahfi ayat 13 Allah SWT sangat mengistimewakan pemuda dengan bab khusus

“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk,” (QS. Al-Kahfi 13).

Prof.Dr.HAMKA (1984, hal. 171) menafsirkan dalam Tafsir Al-Azhar maksud ayat Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka bahwa disini jelaskan penghuni gua dalam kisah ashabul kahfi adalah anak-anak muda, tidak ada bercampur dengan orang tua.

Maka kalau hal ini diperbandingkan kepada perjuangan Nabi SAW, di Makkah itu kelihatan suatu pengalaman yang patut jadi pedoman. Yaitu yang telah dibawa Rasulullah SAW pun anak-anak muda, sedang orang tua telah tegak menjadi penghalang dan perintang, karena mereka telah tenggelam dengan kebatilan selama ini. Kalau kita perhatikan seksama tafsir Buya Hamka di atas, kita akan menyaksikan bahwa anak muda menjadi prioritas utama Rasulullah SAW dalam berdakwah dan menyebarkan Islam.

Firman Allah SWT di atas juga mengisyaratkan bahwa pemuda al kahfi adalah termasuk para pemuda pemberani untuk mempertahankan keimanan mereka, pemikiran mereka dan kepribadian mereka. Mereka adalah orang-orang yang teguh imannya, sehingga mereka berani melanggar aturan pemerintah yang melarang mereka meyakini agama tauhid. Jadi keberanian menjadi modal penting bagi seorang pemuda.

Dalam akhir tulisan ini, rasanya kita harus merenungkan perkataan dari imam Hasan Al-Banna, “Wahai pemuda perbaruhilah iman, kemudian tentukan sasaran dan tujuan langkah kalian. Sesungguhnya kekuatan pertama adalah iman, buah dari iman adalah kesatuan, dan konsekuensi logis dari kesatuan adalah kemenangan yang gemilang. Oleh karenanya berimanlah kalian, eratkanlah ukhuwah, sadarilah, dan kemudian tunggulah datangnya kemenangan.”


Sumber: islampos.com


Minggu, 30 Oktober 2016

PEMUDA DAN KEBANGKITAN UMAT

Oleh Abu Furqon

Peringatan hari sumpah pemuda yang diselenggarakan setiap tanggal 28 Oktober merupakan sebuah upaya untuk mengenang sebuah peristiwa besar. Sebuah peristiwa yang menjadi salah satu tonggak sejarah bangsa ini. Dalam setiap perjuangan bangsa, maka pemuda mempunyai peranan yang dominan dalam menentukan nasib bangsanya. Dalam lintasan sejarah perjuangan umat, kita dapat menyaksikan rentetan sejarah perjuangan para pemuda dalam perjuangan bangsanya.
Al quran memberikan contoh perjuangan sekelompok pemuda yang berani untuk keluar dari kungkungan kejahiliyahan yang mendominasi masyarkatnya saat itu. Dalam surat Al Kahfi, Allah menjelaskan,
أَمۡ حَسِبۡتَ أَنَّ أَصۡحَٰبَ ٱلۡكَهۡفِ وَٱلرَّقِيمِ كَانُواْ مِنۡ ءَايَٰتِنَا عَجَبًا ٩ إِذۡ أَوَى ٱلۡفِتۡيَةُ إِلَى ٱلۡكَهۡفِ فَقَالُواْ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةٗ وَهَيِّئۡ لَنَا مِنۡ أَمۡرِنَا رَشَدٗا ١٠ فَضَرَبۡنَا عَلَىٰٓ ءَاذَانِهِمۡ فِي ٱلۡكَهۡفِ سِنِينَ عَدَدٗا ١١ ثُمَّ بَعَثۡنَٰهُمۡ لِنَعۡلَمَ أَيُّ ٱلۡحِزۡبَيۡنِ أَحۡصَىٰ لِمَا لَبِثُوٓاْ أَمَدٗا ١٢
Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan. (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)". Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu. Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu] yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu)
Demikian pula kisah Daud. Dengan keberanianya ia mampu mengalahkan Jalut, seorang raja yang kuat dan bertubuh besar. Allah berfirman dalam Al Baqarah ayat 251:
فَهَزَمُوهُم بِإِذۡنِ ٱللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُۥدُ جَالُوتَ وَءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ٱلۡمُلۡكَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَعَلَّمَهُۥ مِمَّا يَشَآءُۗ وَلَوۡلَا دَفۡعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعۡضَهُم بِبَعۡضٖ لَّفَسَدَتِ ٱلۡأَرۡضُ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ ذُو فَضۡلٍ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢٥١
Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam

Peran pemuda dalam Kebangkitan Umat:
Pemuda mengangkap permasalahan bangsa dan Umat:
إِذۡ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوۡمِهِۦ مَا هَٰذِهِ ٱلتَّمَاثِيلُ ٱلَّتِيٓ أَنتُمۡ لَهَا عَٰكِفُونَ ٥٢
52. (Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?
Pemuda adalah generasi penerus dan pengganti (at thur: 21)
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱتَّبَعَتۡهُمۡ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلۡحَقۡنَا بِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَمَآ أَلَتۡنَٰهُم مِّنۡ عَمَلِهِم مِّن شَيۡءٖۚ كُلُّ ٱمۡرِيِٕۢ بِمَا كَسَبَ رَهِينٞ ٢١
21. Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya
Allah berfirman dalam al maidah: 54
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ فَسَوۡفَ يَأۡتِي ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ يُحِبُّهُمۡ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ يُجَٰهِدُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَآئِمٖۚ ذَٰلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ ٥٤
54. Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui
Yang dibutuhkan Oleh Pemuda:
Kebutuhan pemuda saat ini tak sekedar kebutuhan fisik dan materi semata, tetapi pemuda saat ini sangat membutuhkan pembinaan dan tarbiyah Islamiyah yang syumul.
Menanamkan Jiwa kepemimpinan dalam diri jiwa pemuda
Allah berfirman:
قَالَ ٱجۡعَلۡنِي عَلَىٰ خَزَآئِنِ ٱلۡأَرۡضِۖ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٞ ٥٥
55. Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan"
قَالَتۡ إِحۡدَىٰهُمَا يَٰٓأَبَتِ ٱسۡتَ‍ٔۡجِرۡهُۖ إِنَّ خَيۡرَ مَنِ ٱسۡتَ‍ٔۡجَرۡتَ ٱلۡقَوِيُّ ٱلۡأَمِينُ ٢٦
26. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya"
لَقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُولٞ مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٞ رَّحِيمٞ ١٢٨
128. Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا لَقِيتُمۡ فِئَةٗ فَٱثۡبُتُواْ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيرٗا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٤٥ وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَنَٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ رِيحُكُمۡۖ وَٱصۡبِرُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ ٤٦ وَلَا تَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ خَرَجُواْ مِن دِيَٰرِهِم بَطَرٗا وَرِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ بِمَا يَعۡمَلُونَ مُحِيطٞ ٤٧
45. Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya´ kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan
Dari berbagai ayat tersebut kita bisa mengambil pelajaran bahwa karakter yang harus disematkan pada diri pemuda saat ini adalah:
1. Karakter nabi Yusuf yaitu khafidzun Aliim (Pandai Menjaga lagi mengetahui) atau amanah dan berwawasan.
2. Karakter Nabi Musa yaitu Qowiyun alim, kuat dan berpengetahuan
3. Amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin
4. Jiwa  pemersatu
5. Karakter yang berorientasi kerja bukan pada hanya pencitraan saja.


Jumat, 16 September 2016

Keteguhan Dua Remaja Mualaf

Kiri: Ernawati soe, Kanan: Yetri Katarina senai

Beberapa hari lalu kedua orang tuanya di panggil sama gereja karena menyekolahkan anak anaknya di MTs Oe Ue dan bersyahadat pada saat MOS. sedangkan orang tua mereka masih Kristen.

Gereja menekan kedua orang tua mereka di gereja karena membiarkan anaknya masuk Islam. Kedua orang tua mereka menjawab dg jawaban yang mengagetkan sang pendeta dg perkataan yang intinya "Silahkan kalian tekan tekan saya dan mau hapus saya dari jamaah gereja, saya akan susul anak saya masuk Islam".

Semoga Allah segera berikan hidayah kepada kedua orang tua mereka. Saat ini mereka kelas 1 di MTs Oe Ue yang kita bantu pembuatan kamar mandi.

Semoga bantuan yang diamanahkan lewat kami Allah balas dg keberkahan dunia Akhirat.
Jazakumullah ahsanal jaza

Hormat kami,

Sarjono


Selasa, 13 September 2016

KESEMPATAN BERBAGI UNTUK SAUDARA MUSLIM DI PELOSOK NTT

PERKAMPUNGAN MUSLIM DAN MUALLAF

Assalamualaikum teman temanku yang dimuliakan Allah dan Allah senantiasa cukupkan rizki sampai detik ini. Semoga Allah jadikan kita manusia yang bersyukur atas nikmat tersebut.

Saat ini dibutuhkan bantuan untuk kamar mandi sekolah/toilet Madrasah Tsanawiyah Swasta Oe Ue di pedalaman Kab. Timor Tengah Selatan, saat ini hanya punya toilet darurat yang di pakai oleh sekitar 100 siswa dan Guru di MTs tersebut.

Perlu di ketahui Oe Ue adalah perkampungan muslim dab muallaf minoritas di pedalaman. Siswa yang sekolah di MTs tersebut tidak dipungut biaya sekolah dan yang lebih mengharukan ada 14 orang guru yang mengajar TANPA BAYARAN. Mereka berjuang demi generasi Islam minoritas disana.

Oleh karena itu bagi temen temen yang berkenan atau mau ikut berbagi bisa memghubungi kami. Insya Allah akan kami salurkan ke MTs tersebut. Sekali lagi dibuka kesempatan untuk berbagi untuk umat di pelosok negeri.

Teman teman bisa menghungi kami :
Nama: Sarjono
HP. 085741152955

Atas perhatiannya Jazakumullah Ahsanal jaza

Hormat kami,

Sarjono


Minggu, 11 September 2016

Adab-Adab Berhari Raya ‘Iedul Adha


Diantara kenikmatan Alloh kepada umat ini adalah adanya 2 hari raya.
Untuk mensyukuri nikmat ini berikut diantara adab-adabnya:

🌱Memperbanyak Takbir
وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ، وَأَبُو هُرَيْرَةَ: «يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أَيَّامِ العَشْرِ يُكَبِّرَانِ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا»
“Ibnu Umar dan Abu Huroiroh keluar ke pasar pada 10 hari (pertama) Dzulhijjah sambil bertakbir dan orang-orangpun bertakbir dengan takbir mereka berdua." [Diriwayatkan al-Bukhori secara mu'allaq. Dishohihkan  al-Albani dalam al-Irwa' no. 651]
Ada beberapa riwayat dari shohabat tentang takbir dari setelah sholat shubuh sampai setelah sholat ashar di akhir hari tasyriq.
Diantaranya dari Ali رضي الله عنه:
«أَنَّهُ كَانَ يُكَبِّرُ بَعْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ يَوْمَ عَرَفَةَ، إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ مِنْ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ، وَيُكَبِّرُ بَعْدَ الْعَصْرِ»
“Bahwasanya beliau bertakbir setelah sholat shubuh pada hari Arofah sampai sholat ashar di akhir hari tasyriq dan beliau bertakbir setelah ashar.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah no. 5631, dishohihkan al-Albani dalam al-Irwa’ no. 653]
Ibnu Qudamah berkata dalam al-Mughni 2/292:
Imam Ahmad ditanya: “dengan hadits mana engkau berpendapat bahwa takbir itu dari sholat fajar di hari Arofah sampai akhir hari tasyriq?" beliau menjawab: "dengan Ijma' Umar, Ali, Ibnu Abbas, dan Ibnu Mas'ud rodhiyallohu anhum."
Diriwayatkan dari Ibrohim an-Nakho'i (tabi'in), ia berkata:ُ “Mereka dahulu bertakbir pada hari Arofah dan salah seorang dari mereka menghadap kiblat di akhir sholat dengan mengucapkan: Allohu akbar, Allohu akbar, laa ilaaha illallohu wallohu akbar, Allohu akbar wa lillaahil hamd." [Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf-nya no. 5650, dishohihkan oleh syaikh Abul Hasan as-Sulaymani dalam Tanwirul Ainain bi Ahkamil Adhohi wal Iedain hal. 290]

✒Lafadz Takbir:
Ada beberapa lafadz takbir yang diriwayatkan dari para shohabat dan dishohihkan oleh syaikh al-Albani dalam Irwa'ul Gholil 1/125-126: Lafadz takbir Abdulloh bin Mas’ud:
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
[Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf-nya no. 5651]
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
[Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf-nya no. 5633]
✒Lafadz Takbir Ibnu Abbas:
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَأَجَلُّ اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
[Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf-nya no. 5646]
Dan beberapa lafadz lainnya.

🌱Sholat Iedul Adha Di Lapangan Bersama Kaum Muslimin

Adab-Adabnya:

🌿Mandi Sebelum Berangkat

Disunnahkan mandi sebelum berangkat sholat ied, berdasarkan atsar-atsar berikut ini:
Dari Zadzan, seseorang bertanya kepada Ali tentang mandi, maka Ali menjawab: "Mandilah setiap hari jika kamu mau." Ia menjawab: "(maksudku) mandi yang benar-benar mandi?"
Ali menjawab: "Hari Jum'at, hari Arofah, hari Idul Adha, dan hari Idul Fitri." [HR. asy-Syafi'I dishohihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa` 1/176-177]
Dari Muhammad bin Ishaq, ia berkata: aku bertanya kepada Nafi':
“Apa yang dilakukan Ibnu Umar pada hari ied?" ia menjawab: "beliau sholat shubuh bersama imam kemudian pulang ke rumahnya, lalu mandi seperti mandi janabah dan memakai pakaiannya yang paling bagus serta memakai wewangian yang ada padanya, kemudian beliau keluar mendatangi musholla (lapangan sholat Ied) lalu duduk sampai imam datang. Ketika imam telah datang, beliau sholat bersamanya. Setelah selesai beliau kembali dan mampir ke masjid Nabi dan sholat dua roka'at disana, lalu pulang ke rumahnya." [Diriwayatkan al-Harits bin Muhammad dalam Baghiyatul Bahits ‘ala Zawa'id Musnad al-Harits no. 207, dihasankan oleh syaikh Abul Hasan as-Sulaymani dalam Tanwirul Ainain bi Ahkamil Adhohi wal Iedain hal. 29]

🌿Tidak makan sebelum sholat Iedul Adha
Dari hadits Buraidah, ia berkata:
«كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَخْرُجُ يَوْمَ الفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ، وَلَا يَطْعَمُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يُصَلِّيَ»
“Rosululloh صلى الله عليه وسلم tidak berangkat sholat pada hari raya iedul fithri sebelum makan, dan beliau tidak makan pada hari raya Iedul Adha sampai selesai sholat." [HR. at-Tirmidzi no. 542, Dishohihkan al-Albani dalam Misykah al-Mashobih no. 1440]   

🌿Mengenakan Pakaian Terbaik Berhias diri dan memakai pakaian yang terbaik.
Ibnul Qayyim mengatakan, "Rasululloh ثلى الله عليه وشلم biasa keluar ketika shalat ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha dengan pakaiannya yang terbaik." [Zaadul Ma'ad fii Hadyi Khoiril ‘Ibad,]

🌿Jalan kaki menuju lapangan sholat Ied
Ali bin Abi Tholib berkata:
مِنَ السُّنَّةِ أَنْ تَخْرُجَ إِلَى الْعِيْدِ مَاشِيًا
“Termasuk perbuatan sunnah, kamu keluar mendatangi sholat ied dengan berjalan kaki”. [HR.At-Tirmidzy (2/410); dihasankan al-Albani] Abu ‘Isa At-Tirmidzy berkata, “Hadits ini di amalkan di sisi para ahli ilmu. Mereka menganjurkan seseorang keluar menuju ied dengan berjalan kaki”.

🌿Menuju lapangan sholat ied sambil bertakbir
Dari Abdulloh bin Umar:
“Rosululloh berangkat sholat pada dua hari Ied bersama al-Fadhl bin Abbas, Abdulloh bin Abbas, al-Abbas, Ali, Ja’far, al-Hasan, Husain, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah, dan Aiman bin Ummi Aiman sambil mengucapkan tahlil dan takbir dengan mengangkat suaranya, beliau berangkat melewati jalan al-Haddadiin sampai tiba di lapangan sholat Ied. Ketika telah selesai beliau pulang melalui jalan al-Hadzdzaiin sampai tiba di rumahnya.” [HR. Ibnu Khuzaimah dihasankan oleh al-Albani dalam ash-Shohihah 1/330 dan al-Irwa’  3/123]

🌿Sholat Ied bersama kaum muslimin & mendengarkan khutbah
Jamaah sholat Ied dipersilahkan memilih duduk mendengarkan khutbah atau tidak, berdasarkan hadits Abdulloh bin as-Sa’ib: aku melaksanakan sholat Ied bersama Rosululloh, ketika selesai sholat beliau bersabda:
«إِنَّا نَخْطُبُ، فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجْلِسَ لِلْخُطْبَةِ فَلْيَجْلِسْ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَذْهَبَ فَلْيَذْهَبْ»
“Kami berkhutbah, barangsiapa yang ingin duduk untuk mendengarkan khutbah maka duduklah dan barangsiapa yang ingin pergi maka silahkan pergi.” [HR. Abu Dawud Dishohihkan oleh Al-Albani dalam al-Irwa’ no. 629]

🌿Mengucapkan tahni’ah
Ibnu Hajar mengatakan: “Kami meriwayatkan dalam Al-Muhamiliyyat dengan sanad yang hasan dari Jubair bin Nufair bahwa ia berkata: ‘Para shahabat Nabi bila bertemu di hari Id, sebagian mereka mengatakan kepada sebagian yang lain:
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ
“Semoga Allah menerima (amal) dari kami dan dari kamu.”

🌿Pulang melalui rute yang berbeda dari berangkat
Dari Jabir bin Abdillah berkata:
«كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ»
“Nabi apabila di hari Id, beliau mengambil jalan yang berbeda.” [HR. Al-Bukhori no. 986]
Begitu pula dalam hadits yang telah disebutkan sebelumnya tentang berangkat sholat Ied sambil bertakbir:
فَيَأْخُذُ طَرِيقَ الْحَدَّادِينَ حَتَّى يَأْتِيَ الْمُصَلَّى، فَإِذَا فَرَغَ رَجَعَ عَلَى الْحَذَّائِينَ حَتَّى يَأْتِيَ مَنْزِلَهُ
“beliau berangkat melewati jalan al-Haddadiin sampai tiba di lapangan sholat Ied. Ketika telah selesai beliau pulang melalui jalan al-Hadzdzaiin sampai tiba di rumahnya.” [HR. Ibnu Khuzaimah dihasankan oleh al-Albani dalam ash-Shohihah 1/330 dan al-Irwa’  3/123]

🌿Menyembelih hewan kurban setelah sholat Idul Adha
Dari Anas bin Malik, Rosululloh bersabda:
«مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَإِنَّمَا ذَبَحَ لِنَفْسِهِ، وَمَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَقَدْ تَمَّ نُسُكُهُ، وَأَصَابَ سُنَّةَ المُسْلِمِينَ»
“Barangsiapa yang menyembelih sebelum sholat, berarti ia menyembelih hanya untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang menyembelih sesudah sholat, maka telah sempurnalah qurbannya dan sesuai dengan sunnahnya kaum muslimin.” [HR. al-Bukhori no. 5546]
Semoga bermanfaat.

✏Diringkas dari ahkamul iedain

🍃Abu Yusuf Masruhin

( copas group wa)


Sabtu, 20 Agustus 2016

Sumur Usman dan Visi Jangka Panjang

ANTUM PERHATIKAN, ,

DULU, di Madinah, tidak terlalu jauh dari masjid Nabawi, ada sebuah properti sebidang tanah dengan sumur yang tidak pernah kering sepanjang tahun. Sumur itu dikenal dengan nama :Sumur Ruma (The Well of Ruma) karena dimiliki seorang Yahudi bernama Ruma.

Sang Yahudi menjual air kepada penduduk Madinah, dan setiap hari orang antri untuk membeli airnya. Di waktu waktu tertentu sang Yahudi menaikkan seenaknya harga airnya, dan rakyat Medinahpun terpaksa harus tetap membelinya. karena hanya sumur inilah yang tidak pernah kering.

Melihat kenyataan ini, Rasulullah berkata, "kalau ada yang bisa membeli sumur ini, balasannya adalah Surga". Seorang sahabat nabi bernama Usman bin Affan mendekati sang Yahudi. Usman menawarkan untuk membeli sumurnya. Tentu saja Ruma sang Yahudi menolak. Ini adalah bisnisnya, dan ia mendapat banyak uang dari bisnisnya.

Tetapi Usman bukan hanya pebisnis sukses yang kaya raya, tetapi ia juga negosiator ulung. Ia bilang kepada Ruma, "aku akan membeli setengah dari sumur mu dengan harga yang pantas, jadi kita bergantian menjual air, hari ini kamu, besok saya" Melalui negosiasi yang sangat ketat, akhirnya sang Yahudi mau menjual sumurnya senilai 1 juta Dirham dan memberikan hak pemasaran 50% kepada Usman bin Affan.

Apa yang terjadi setelahnya membuat sang Yahudi merasa keki. Ternyata Usman menggratiskan air tersebut kepada semua penduduk Madinah. Pendudukpun mengambil air sepuas puasnya sehingga hari kesokannya mereka tidak perlu lagi membeli air dari Ruma sang Yahudi. Merasa kalah, sang Yahudi akhirnya menyerah, ia meminta sang Usman untuk membeli semua kepemilikan sumur dan tanahnya. Tentu saja Usman harus membayar lagi seharga yang telah disepakati sebelumnya.

Hari ini, sumur tersebut dikenal dengan nama Sumur Usman, atau The Well of Usman. Tanah luas sekitar sumur tersebut menjadi sebuah kebun kurma yang diberi air dari sumur Usman. Kebun kurma tersebut dikelola oleh badan wakaf pemerintah Saudi sampai hari ini. Kurmanya dieksport ke berbagai negara di dunia, hasilnya diberikan untuk yatim piatu, dan pendidikan. Sebagian dikembangkan menjadi hotel dan proyek proyek lainnya, sebagian lagi dimasukkan kembali kepada sebuah rekening tertua di dunia atas nama Usman bin Affan. Hasil kelolaan kebun kurma dan grupnya yang di saat ini menghasilkan 50 juta Riyal pertahun (atau setara 200 Milyar pertahun)

Sang Yahudi tidak akan penah menang. Kenapa?

Karena visinya terlalu dangkal. Ia hanya hidup untuk masa kini, masa ia ada di dunia. Sedangkan visi dari Usman Bin Affan adalah jauh kedepan. Ia berkorban untuk menolong manusia lain yang membutuhkan dan ia menatap sebuah visi besar yang bernama Shadaqatun Jariyah, sedekah berkelanjutan.
Sebuah shadaqah yang tidak pernah berhenti, bahkan pada saat manusia sudah mati.

Masya' Allah


Selasa, 16 Agustus 2016

Hindari Ribut

Adalah *Imam Ahmad* rahimahullah meriwayatkan hadits tentang shalat sunnah _qabliyah_ Maghrib dan menyatakan keshahihannya. Tetapi sungguh aneh, belum pernah para muridnya menyaksikan beliau mengamalkan ibadah tersebut.

_"Mengapa?"_, tanya mereka.

_"Sebab penduduk Baghdad telanjur mengambil pendapat Imam Abu Hanifah"_, ujar beliau, _"Yang menyatakan tiadanya shalat qabliyah Maghrib. Kalau aku mengamalkan hal yang berbeda, niscaya akan menimbulkan keributan di antara mereka."_

Meninggalkan suatu _sunnah_ yang diyakini keutamaannya demi terjaganya harmoni masyarakat ternyata adalah 'amal utama.

_"Karena itu para Aimmah seperti Imam Ahmad atau yang lainnya"_, demikian ditulis *Syaikhul Islam Ibn Taimiyah*, _"Menganggap sunnah, apabila seorang imam meninggalkan hal-hal yang menurutnya lebih utama, jika hal itu dapat menyatukan makmum."_

Inilah mengapa ketika *Buya Hamka* menyilakan *KH Abdullah Syafi'i* berkhuthbah di Masjid Agung Al Azhar, adzan beliau minta dikumandangkan dua kali. Ini pula mengapa, *KH Idham Cholid* tidak berqunut ketika tahu ada *Buya Hamka* menjadi makmumnya dalam kapal yang mengangkut mereka berhaji, sementara *Buya Hamka* justru berqunut karena tahu *KH Idham Cholid* ada di belakangnya.

_"Demikian juga orang-orang yang menganggap melirihkan suara ketika membaca basmalah (dalam shalat berjamaah) adalah lebih utama atau sebaliknya"_, sambung Ibn Taimiyah, _"Sedangkan makmum berbeda dengan pendapat atau madzhabnya, maka dia boleh mengerjakan yang kurang afdhal demi menjaga kemashlahatan persatuan. Hal ini lebih kuat dibandingkan permasalahan mana yang afdhal dari kedua perkara tersebut, dan ini adalah baik."_

*Jalan sunnah adalah jalan tak suka ribut tentang _khilafiyah furu'iyyah_. Jalan sunnah adalah jalan yang meminta kita tak perlu tampil mencolok dan terlihat berbeda*.

Adalah *Imam Ahmad ibn Hanbal* menekankan hal ini sampai soal berpakaian. Beliau menegur seorang yang ditemuinya di Baghdad dalam keadaan memakai pakaian penduduk Makkah.

_"Tidak cukupkah bagimu pakaian yang biasa dikenakan orang 'Iraq?"_

_"Bukankah ini pakaian yang baik, pakaian dari tempat bermulanya Islam?"_

_"Ya"_, jawab beliau, _"Akan tetapi aku khawatir pakaian itu menghinggapkan *rasa sombong* dan aku khawatir ia adalah *pakaian kebanggaan* (libasusy syuhrah) yang dilarang oleh Rasulullah, karena dikenakan agar pemakainya tampak menonjol di tengah khalayak."_

*[Ust. Salim A. Fillah]*


Senin, 01 Agustus 2016

Hindari Pedebatan


Imam Syafi’i adalah adalah seorang ulama besar yang banyak melakukan dialog dan pandai dalam berdebat. Sampai-sampai Harun bin Sa’id berkata: “Seandainya Syafi’i berdebat untuk mempertahankan pendapat bahwa tiang yang pada aslinya terbuat dari besi adalah terbuat dari kayu niscaya dia akan menang, karena kepandainnya dalam berdebat”.

Imam Syafi’i berkata : _“Aku tidak pernah berdebat untuk mencari kemenangan”_

Imam Syafi’i berkata : *_“Aku mampu berhujjah dengan 10 orang yang berilmu, tetapi aku pasti kalah dengan seorang yang jahil, karena orang yang jahil itu tidak pernah faham landasan ilmu”_*

_Oleh karenanya Imam Syafi’i menasehatkan _ *_“Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi. Apabila kamu melayani, maka kamu akan susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati”_*

Iman Syafi’i juga menasehatkan,  “Apabila ada orang bertanya kepadaku,“jika ditantang oleh musuh, apakah engkau diam ??”
Jawabku kepadanya : “Sesungguhnya untuk menangkal pintu-pintu kejahatan itu ada kuncinya.”
*_“Sikap diam terhadap orang yang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan”_*
*_“Apakah kamu tidak melihat bahwa seekor singa itu ditakuti lantaran ia pendiam ?? Sedangkan seekor anjing dibuat permainan karena ia suka menggonggong ??”_*

_Nasehat Imam Syafi’i yang lainnya_  *_“Orang pandir mencercaku dengan kata-kata jelek, maka aku tidak ingin untuk menjawabnya. Dia bertambah pandir dan aku bertambah lembut, seperti kayu wangi yang dibakar malah menambah wangi”_*

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah bersabda:  *_“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda._* *_Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.”_* _[HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167)_

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda *_“Tidak ada satu kaum yang tersesat setelah mendapat petunjuk, melainkan karena mereka suka berjidal.”_* Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ayat: “Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, *_sebenarnya mereka adalah kaum yg suka bertengkar._* _(QS Az-Zuhruf [43]: 58 )” (HR. At-Tirmidzi no. 3253, Ibnu Majah dan Ahmad)_

_Imam Malik rahimahullah, berkata:_ *_“Berjidal adalah menghilangkan cahaya ilmu dan mengeraskan hati, serta menyebabkan permusuhan.” _*(Ibnu Rajab, Fadhlu Ilmi salaf ‘alal Khalaf: 35)

Kesimpulannya perdebatan yang harus dihindari adalah perdebatan dengan orang-orang yang memperturutkan hawa nafsu.

_Firman Allah ta’ala yang artinya_

*_“..Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah”._*(QS Shaad [38]:26)

“Katakanlah: “Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS An’Aam [6]:56)

Ciri-ciri orang yang berdebat dengan memperturutkan hawa nafsu adalah

*_1.  Suka mencerca dengan kata-kata jelek atau mencela_*

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, _“mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran”._ (HR Muslim).

Orang yang fasik adalah orang yang secara sadar melanggar larangan atau hukum agama, sebagaimana yang disampaikan dalam firman Allah ta’ala yang artinya, “(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS Al Baqarah [2]:27)

Bagi orang-orang yang fasik, tempat mereka adalah neraka jahannam

Firman Allah ta’ala yang artinya, “Dan adapun orang-orang yang fasik maka tempat mereka adalah jahannam” (QS Sajdah [32]:20).

*_2.  Suka debat kusir_*

*_“Debat kusir”_* gabungan dua kata debat dan kusir

Kusir adalah orang yang mengemudikan delman sehingga kalau seorang kusir berbicara maka akan membelakangi penumpangnya atau paling tidak menyamping

Jadi debat kusir adalah debat yang *_“membelakangi”_* pendapat teman debat sehingga debat tak ada ujung akhirnya atau debat tidak berguna atau debat tidak nyambung atau debat tidak disertai alasan yang masuk akal.

Mereka “membelakangi” pendapat teman debat atau mereka tidak menganggap pendapat teman debat atau bahkan dalam diskusi di dunia maya (internet) seperti jejaring sosial maupun forum-forum diskusi lainnya yang dilakukan dengan tulisan,  mereka sama sekali tidak membaca pendapat teman debat dikarenakan mereka beranggapan atau berprasangka bahwa pendapat teman debat bertentangan dengan ulama salaf

https://mutiarazuhud.wordpress.com/2013/11/11/perdebatan-yang-dihindari/

        😱 😷😷😷😱


Sabtu, 23 Juli 2016

‘Mengintip’ Sarjono Da'i Pulau Terpencil dan Meja Reyot di Pulau Longos

Sarjono tampak gelisah. Bagaimana tidak? Tahun ajaran baru sudah dimulai tapi, ia belum juga dapat dana bantuan pembuatan bangku kelas untuk Madrasah Aliyah (MA) Bahrul Ulum di Pulau Longos, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kisah Sarjono ini berawal saat ia berkunjung ke pulau Longos 2014 lalu. Ia prihatin melihat keadaan madrasah yang sebetulnya tak layak pakai. Bangunan kelas ala kadarnya dengan tiang-tiang penyangga tak berdinding dan hanya beratapkan seng. “Lantainya juga masih tanah,” kata Sarjono.

Selain itu, ada yang lebih menyayat hatinya, saat ia melihat anak-anak duduk di atas kursi plastik yang mau patah. Di hadapan mereka, tampak beberapa meja lusuh yang mulai reyot.

Pulau Longos terletak di sebelah utara Pulau Flores, NTT. Terdiri dari 3 dusun yaitu Kampung Mangge yang dihuni sebanyak 72 Kepala Keluarga (KK), Kampung Baru dihuni sebanyak 67 KK dan Kampung Bajo sebanyak 256 KK. Jumlah total penduduknya kurang lebih sekitar 1.300 jiwa. Pulau tersebut bisa dibilang daerah terbelakang, sebab di sana belum ada listrik sama sekali.

“Untuk memenuhi kebutuhan penerangan, tak urung masyarakat menggunakan tenaga surya atau mesin genset. Itupun bagi (warga) yang berduit,” Sarjono prihatin.

Menurutnya, MA Bahrul Ulum sangat dibutuhkan masyarakat di Pulau Longos dan sekitarnya. Warga sangat antusias dengan keberadaan sekolah itu, meski keadaannya masih jauh dari kata standar sebuah sekolah. Selain itu, MA Bahrul Ulum merupakan satu-satunya sekolah tingkat SMA di Pulau Longos.

Ia menambahkan, kalau pun warga tak ingin anaknya sekolah di MA Bahrul Ulum, sebetulnya ada SMA lain di Labuan Bajo. “Tapi, untuk sampai ke sana (Labuan Bajo), masyarakat harus menempuh perjalanan 3 jam lebih dulu dengan perahu,” jelas Sarjono kepadahidayatullah.com, belum lama ini.

Selama ini, pihak sekolah (MA Bahrul Ulum) tak pernah memungut biaya pendidikan kepada para murid. Sebab, kondisi perekonomian warga di sana cukup sulit. Bahkan, sembilan guru yang mengajar juga tak pernah digaji. Kata Sarjono, pihak sekolah belum mampu memberikan gaji layak sebagaimana guru tetap di sekolah negeri.

Alhamdulillah, Sarjono bersyukur, meksi dengan kondisi yang serba apa adanya itu, kini, MA Bahrul Ulum memiliki murid sebanyak 64 orang. Rincinya, untuk murid kelas 3 sebanyak 19 orang, kelas 2 sebanyak 13 orang serta kelas 1 yang baru masuk sebanyak 32 orang.

Sarjono sendiri adalah seorang dai yang aktif berdakwah di Gunung Kidul dan Manggarai Barat. Selain memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarga, ia juga harus mencarikan insentif untuk 32 dai setiap bulannya, termasuk juga sembilan guru MA Bahrul Ulum. “Jumlahnya nggak banyak, mungkin cukup untuk biaya transport dan beli sabun. Masing-masing bisa 150 ribu sampai 200 ribu,” Sarjono menjelaskan.

“Sebetulnya masih banyak sekali dai yang berjuang di pelosok daerah (minoritas Muslim) tanpa dapat bantuan baik dari pemerintah ataupun lembaga sosial lainnya. Sekalipun sekadar untuk ganti bensin atau beli sabun seperti itu. Mereka seringkali merogoh gocek sendiri di tengah sulitnya ekonomi yang menghimpit keluarga,” ungkapnya.

Sejak 14 juni 2016 kemarin, atas bantuan dari para donatur dan simpatisan, Alhamdulillah, Sarjono telah selesai membangun ruang kelas sederhana serta membuat 30 buah meja siap pakai. Tapi, bangkunya belum ada karena dana sudah habis. Sehingga, katanya, MA Bahrul Ulum sangat membutuhkan bangku kelas sebanyak 30 buah. “Ini kebutuhan sangat mendesak yang harus segera saya penuhi,” Sarjono resah.

Sebab itu, barangkali ada pembaca yang berkenan ingin membantu biaya pembuatan bangku kelas untuk anak-anak MA Bahrul Ulum di Pulau Longos atau kegiatan dakwah Saharuddin di Gunung Kidul dan Manggarai Barat. Silahkan bisa menghubungi Sarjono di nomor berikut 085741152955. Jazakumullah khairan.*

Sumber: hidayatullah.com


Kamis, 21 Juli 2016

🌽Bertani, salah satu kenikmatan di Surga🌽

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu hari berbincang dengan para sahabat sedang di sisi beliau ada seorang badui.

Beliau berkata: “Bahwasanya ada seorang penghuni surga yang meminta izin kepada Rabb-nya untuk bercocok tanam.

Maka Allah berkata kepadanya: “Bukankah kamu telah memperoleh apa yang kamu kehendaki?”

Dia menjawab: “Betul, tapi aku suka bercocok tanam.”

Rasulullah kemudian bercerita :”kemudian orang tersebut menaburkan benih, dalam sekejap mata dihadapannya benih itu telah menjadi tanaman yang matang dan siap dipanen. Hasil tanaman tersebut terkumpul menggunung”.

Lalu Allah berkata: “Ambilah wahai anak Adam, sesungghnya tidak ada yang bisa membuatmu kenyang!”

Orang Badui berkomentar: “Demi Allah, aku tidak mendaati petani tersebut kecuali Orang Quraisy atau Orang Anshar karena mereka orang-orang yang suka bercocok tanam.”

Mendengar perkataan orang badui tersebut, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa. Hadits riwayat Bukhari.

Lihatlah di surga saja petani atau orang yang suka berkebun saja ingin menanam tanaman.


Senin, 04 Juli 2016

SAR Masjid, Terjun langsung Ke Lokasi Bencana

IRAMA In action
Pengiriman donasi dan relawan ke Purworejo, Sabtu 25 Juni 2016. Bekerjasama dengan LAZIS JATENG.


Meraih Pahala Membaca Alquran Bersama sama

Alhamdulillah.. mulai dari anak-anak, mas-mas, mbak-mbak, ibu-ibu, bapak-bapak sampai mbah-mbah ikut meramaikan masjid dan mushola dengan gema AL-QUR'AN
#semoga qt temasuk dlm golongan org-org yg di rahmati, aamiin


Obrolan Asyik Seputar Islam Ibu Muda

OASIS Bunda (Obrolan Asik Seputar Islami Ibu-Ibu) 19 Juni 2016 @PAUD AN-NUR bersama Ustadzah Evi Indriasari,S.Pd dengan tema membentuk jiwa anak yg kuat. Alhamdulillah terselenggara 2 kali.


Motivasi Berdikari dan Mandiri dari Pengurus HIPMI Temanggung

Kajian Islam dan Buka bersama with Ustad Fauzi, spirit dari Pengurus Hipmi Temanggung: berdikari dan Mandiri
#terimakasih motivasinya


Tadarus Bareng, Asyiknya Ramai ramai

TADARUS MASAL Irama Al-khoir Dsn Branti tgl 26 Juni 2016 @Masjid Al-Ikhlas. Lanjutkan dengan Kajian Malam oleh Ustad Muharam, bagaimana berinteraksi dengan Alquran...
#pemuda cinta Al-qur'an


Persiapan Bagi Paket Untuk Dhuafa

Paket peduli Dzuafa sampai saat ini sudah terkumpul 92 paket, akan di bagikan kepada masyarakat Branti, punduhan, sawit, kejiwaan dan sekitarnya... bagi yg ingin berbagi masih kami tunggu sampai tanggal 4 Juli 2016..


Lomba Anak Anak Islam

Lomba anak-anak dan Buka Bareng @masjid Al-Ikhlas dsn Branti
#mewarnai TK & PAUD
#Hafalan Surat-surat Pendek SD & SMP
#Murotal
#Pidato
#Adzan

Asyiknya lomba lomba anak Islami , semangat euay!


Program Kegiatan Ikatan Remaja Masjid Al Khoir Branti

Rencana kegiatan bulan Ramadhan IRAMA AL-KHOIR
1.Bersih-bersih masjid
-di laksanakan pd hari minggu, 5 juni
-melibatkan masyarakat di sekitar masjid
-penanggung jawab RT 01:Endah Usfihana, Rt 02:Sulistyaningrum, Rt 03:Rambat tris handayani

2.Tadarus harian
-di laksanakan ba'da tarawih selama bulan puasa
-penanggung jawab Rt 01:siska, Rt 02:Hasbi,udin,eko, Rt 03:arum & lutvi

3.Tadarus masal
-dilaksanakan malam 21 ramadhan di laksanakan ba'da tarawih
-target 100 pembaca Al-qur'an
-tempat :masjid Al-ikhlas
-penanggung jawab : Triyonk

4.buka bersama
-di laksanakan pd 10 hari pertama puasa (12 juni) dn 10 hari kedua (19 juni)
-penanggung jawab :ana sirani

5.peduli dzuafa
-untuk 100 paket setiap paket'y @50.000
-di bagikan 23-26 juni
-penanggung jawab : Endah Usfihana

6.Lomba anak-anak
-penanggung jawab: arum & udin

7. OASIS Bunda (Obrolan Asik Seputar Islam Ibu-ibu Muda)
-dilaksanakan setiap hari minggu (minggu pertama & kedua puasa)
-pembicara : ustadzah Evi indriasari,S.Pd
-penanggung jawab: Sulistyaningrum

8.Takbir Keliling
penanggung jawab : Sulistyaningrum

#untuk pembahasan lebih lanjut akan di adakan rapat kembali pada hari Jum'at, 3 Juni 2016 di masjid Al-Ikhlas


Selasa, 31 Mei 2016

Dragon In Jail


@ Majelis I‘tibar

Sebagaimana dunia, yang dihuni oleh orang baik dan orang jahat. Demikian pula dengan penjara, yang dihuni oleh pelaku kriminal, lawan politik, hingga orang tak bersalah yang bernasib sial atau dikorbankan. Karena itu, ada orang yang keluar penjara dan menyandang status sebagai sampah masyarakat, adapula yang disambut hangat seperti pahlawan.

Bagi sebagian kalangan, penjara adalah tempat yang menakutkan. Dimana seseorang akan menerima siksaan fisik dan tekanan mental. Mereka akan diisolasi dari dunia luar, dibatasi pergerakannya dan dilumpuhkan pikirannya. Penjara memang memang menjadi tempat pesakitan bagi para pelaku kriminal, namun bisa juga menjadi sarana peneguhan jatidiri bagi orang - orang besar. Apa fungsi penjara bagi para pejuang berjiwa satria?

Pertama, Tempat Berdakwah
Hal ini terjadi pada Nabi Yusuf As. Beliau adalah seorang nabi yang digambarkan oleh rasulullah sebagai “Al Karim bin Karim bin Karim bin Karim”. Maksudnya, orang yang mulia (Nabi Yusuf) anak dari orang yang mulia (Nabi Ya‘qub), anak dari orang mulia (Nabi Ishaq), anak dari orang mulia (Nabi Ibrahim). Luar biasa, nasab kenabian tersambung berurutan hingga derajat keempat (cicit).

Nabi Yusuf As disebut sebagai orang yang mulia oleh rasulullah. Demi menjaga kemuliaannya, beliau berkata “Rabbis sijnu ahabbu ilayya mimmaa yad’uu nanii ilaihi”. Ucapan khas para pejuang yang menggambarkan idealisme yang tidak bisa dibeli. Sebagaimana halnya Imam Ahmad bin Hambal yang lebih memilih disiksa dan dipenjara ketimbang mendukung paham Muktazilah yang menyatakan bahwa Al Qur’an adalah makhluk, bukan Kalamullah.

Saat berada didalam penjara, beliau berdakwah kepada sesama tahanan. Mengajak mereka ke jalan tauhid dan merenungi hakikat kehidupan. Berdakwah memang tugas mulia para nabi dan pengikutnya, dimana saja, kapan saja dan kepada siapa saja. Baik didalam istana sebagaimana Nabi Sulaiman, di dalam mihrab sebagaimana Nabi Zakaria atau bahkan didalam penjara sebagaimana Nabi Yusuf.

Kedua, Tempat Ber-uzlah
Ber-uzlah (mengasingkan diri dari dunia) pada hakekatnya diharamkan, kecuali dalam kondisi takut terkena fitnah maupun dipaksa oleh penguasa. Dalam hal dipaksa oleh penguasa, ber-uzlah dilakukan dengan mengasingkan ke satu daerah tertentu atau mengurungnya dalam penjara. Apa yang dilakukan oleh orang shaleh saat ber-uzlah? Mereka mengisi hari - harinya dengan beribadah kepada Allah.

Diantara ucapan yang sangat terkenal dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah “Apa yang bisa dilakukan oleh musuh kepadaku? Jika mereka mengusirku, berarti aku akan rihlah. Jika mereka memenjarakanku, berarti aku akan ber-uzlah, jika mereka membunuhku, berarti aku akan syahid”. Ini adalah ungkapan yang menunjukkan beliau dalam posisi bebas tekanan dan merasa “Nothing to loose”, apapun kondisinya.

Seseorang yang ber-uzlah, maka ibadahnya akan meningkat. Mereka bisa tilawah Al Qur’an dengan tenang, tanpa gangguan aktivitas sebagaimana para santri di pondok tahfizh. Mereka bisa berpuasa dengan nyaman, mereka bisa qiyamullail sepuasnya dll. Maka tidak heran jika dalam penjara, ada orang - orang yang bisa menjadi Hafizh Qur’an.

Ketiga, Tempat Berkarya
Banyak karya monumental yang lahir dari penjara. Dari memoar hingga tafsir Al Qur’an. Karena lahirnya dimedan juang, maka suasana kejiwaan sebagai pejuang mengalir kental dalam setiap goresan pena yang ditorehkannya. Dan secara mudah, hal ini akan ditransmisikan kepada siapa saja yang membaca hasil karyanya.

Ada Sayyid Quthb yang mengarang tafsir Fii Dzilalil Qur’an. Sebuah kitab tafsir yang berjiwa haraki tapi dibungkus dengan untaian sastra yang tinggi. Apresiasi para ulama dalam kitab - kitab Ulumul Qur’an disampaikan jelas, khususnya saat membahas bab At Tafsir wal Mufassiruun. Meski banyak pula yang mencibirnya karena menganggapnya berpaham khawarij / beraliran keras dan radikal.

Ada Buya Hamka yang mengarang kitab Al Azhar. Sebuah kitab tafsir yang diterima dan dikaji secara luas di Indonesia, Malaysia, Brunai Darussalam dan beberapa negara lainnya. Buya Hamka memiliki banyak kesamaan seperti Sayid Qutb yakni sebagai sastrawan, sejarahwan maupun pejuang. Wajar jika kitabnya mendapatkan apresiasi tinggi karena tingginya kandungan pembahasan di dalamnya.

Keempat, Madrasah Pendidikan
Orang -orang mulia memiliki daya magnet yang tinggi. Mereka bisa menarik orang lain untuk mendekat kepadanya sekaligus mampu menularkan sifat magnetnya kepada orang lain. Hal seperti ini terjadi dimana saja, baik di Istana maupun penjara. Dahulu, para ulama sangat benci dengan istana dan bertemu dengan penguasa. Namun setelah Umar bin Abdul Azis menjadi khalifah, maka banyak ulama yang bertandang ke istana. Baik untuk memberi nasihat dan wasiat, memberi masukan tentang urusan kenegaraan, hingga bermajelis (mudzakarah) dengannya.

Tidak lama setelah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dijebloskan ke penjara, segeralah menyusul santri utamanya, yakni Ibnul Qayyim Al Jauziyah. Selain untuk membantu mengurus keperluannya, juga untuk terus menyerap ilmu dari syaikhnya itu. Banyak juga para ulama dan pejabat yang berkunjung ke penjara untuk bermajelis maupun meminta fatwa dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.

Salah satu fungsi penjara adalah melakukan terapi dan rehabilitasi mental kepada para tahanan. Agar mereka bertaubat dari perbuatan dosa dan maksiat dan siap terlahir kembali menjadi orang baru. Memang ada juga tokoh agama yang ditugaskan untuk melakukan pendampingan dan pembinaan spiritual. Namun hadirnya ulama yang berstatus sebagai tahanan seringkali efeknya lebih kuat bagi penghuni lapas, karena interaksi yang lebih intens dan solidaritas sebagai sesama tahanan.

Kelima, Benteng Perlindungan
Kita sulit memungkiri ada banyak kekejaman dan proses dehumanisasi didalam penjara sebagaimana yang terjadi di Kamp Guantanamo dan Abu Ghraib. Tak jarang, penyiksaan yang berlebihan berujung pada cacat permanen dan berujung kematian. Namun dalam beberapa kasus, penjara juga bisa menjadi tempat berlindung yang aman bagi para tahanan. Mereka lebih aman berada didalam penjara ketimbang diluar penjara.

Jelang pemberontakan PKI tahun 1965 di Indonesia, mereka melakukan banyak pembunuhan massal kepada para ulama, kyai dan satri yang tidak sejalan dengan paham komunis. Dilain sisi, Presiden Soekarno juga banyak menjebloskan lawan - lawan politiknya yang tidak sepakat dengan ide Nasakom dengan menganggapnya sebagai pihak yang anti revolusioner dan berpotensi melakukan tindakan subversif.

Akhirnya, banyak tokoh - tokoh besar dari aktivis Masyumi yang masuk penjara. Seperti halnya Buya Hamka, M Natsir dll. Mereka berstatus sebagai tahanan politik, bukan penjahat kriminal. Mereka keluar dari penjara saat Soeharto naik menjadi presiden. Diantara hikmah tersembunyi adalah, mereka selamat dari gonjang ganjing berdarah tahun 1965. Dengan sikapnya yang sangat keras menentang paham komunisme, sangat mungkin mereka diincar sebagai target operasi untuk dieksekusi oleh PKI sebagaimana lazim terjadi diberbagai daerah. Namun karena posisinya ada di penjara yang  dijaga ketat oleh militer, maka mereka aman.

Khatimah
Ada hadits yang sangat terkenal dan sering disampaikan oleh para mubaligh “Ad dun-ya sijnul mu’min, wa jannatul kaafir”. Selain dipahami secara literal, kita juga paham bahwa dunia dan penjara memiliki beberapa kesamaan, yakni sama - sama sebagai tempat berkiprah, berkarya dan berprestasi. Mari kita menjadi orang berjiwa merdeka meskipun fisiknya dipenjara. Jangan sebaliknya, jiwanya terpenjara meskipun fisiknya bebas merdeka. Wallahu a’lam.