Jumat, 16 September 2016

Keteguhan Dua Remaja Mualaf

Kiri: Ernawati soe, Kanan: Yetri Katarina senai

Beberapa hari lalu kedua orang tuanya di panggil sama gereja karena menyekolahkan anak anaknya di MTs Oe Ue dan bersyahadat pada saat MOS. sedangkan orang tua mereka masih Kristen.

Gereja menekan kedua orang tua mereka di gereja karena membiarkan anaknya masuk Islam. Kedua orang tua mereka menjawab dg jawaban yang mengagetkan sang pendeta dg perkataan yang intinya "Silahkan kalian tekan tekan saya dan mau hapus saya dari jamaah gereja, saya akan susul anak saya masuk Islam".

Semoga Allah segera berikan hidayah kepada kedua orang tua mereka. Saat ini mereka kelas 1 di MTs Oe Ue yang kita bantu pembuatan kamar mandi.

Semoga bantuan yang diamanahkan lewat kami Allah balas dg keberkahan dunia Akhirat.
Jazakumullah ahsanal jaza

Hormat kami,

Sarjono


Selasa, 13 September 2016

KESEMPATAN BERBAGI UNTUK SAUDARA MUSLIM DI PELOSOK NTT

PERKAMPUNGAN MUSLIM DAN MUALLAF

Assalamualaikum teman temanku yang dimuliakan Allah dan Allah senantiasa cukupkan rizki sampai detik ini. Semoga Allah jadikan kita manusia yang bersyukur atas nikmat tersebut.

Saat ini dibutuhkan bantuan untuk kamar mandi sekolah/toilet Madrasah Tsanawiyah Swasta Oe Ue di pedalaman Kab. Timor Tengah Selatan, saat ini hanya punya toilet darurat yang di pakai oleh sekitar 100 siswa dan Guru di MTs tersebut.

Perlu di ketahui Oe Ue adalah perkampungan muslim dab muallaf minoritas di pedalaman. Siswa yang sekolah di MTs tersebut tidak dipungut biaya sekolah dan yang lebih mengharukan ada 14 orang guru yang mengajar TANPA BAYARAN. Mereka berjuang demi generasi Islam minoritas disana.

Oleh karena itu bagi temen temen yang berkenan atau mau ikut berbagi bisa memghubungi kami. Insya Allah akan kami salurkan ke MTs tersebut. Sekali lagi dibuka kesempatan untuk berbagi untuk umat di pelosok negeri.

Teman teman bisa menghungi kami :
Nama: Sarjono
HP. 085741152955

Atas perhatiannya Jazakumullah Ahsanal jaza

Hormat kami,

Sarjono


Minggu, 11 September 2016

Adab-Adab Berhari Raya ‘Iedul Adha


Diantara kenikmatan Alloh kepada umat ini adalah adanya 2 hari raya.
Untuk mensyukuri nikmat ini berikut diantara adab-adabnya:

🌱Memperbanyak Takbir
وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ، وَأَبُو هُرَيْرَةَ: «يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أَيَّامِ العَشْرِ يُكَبِّرَانِ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا»
“Ibnu Umar dan Abu Huroiroh keluar ke pasar pada 10 hari (pertama) Dzulhijjah sambil bertakbir dan orang-orangpun bertakbir dengan takbir mereka berdua." [Diriwayatkan al-Bukhori secara mu'allaq. Dishohihkan  al-Albani dalam al-Irwa' no. 651]
Ada beberapa riwayat dari shohabat tentang takbir dari setelah sholat shubuh sampai setelah sholat ashar di akhir hari tasyriq.
Diantaranya dari Ali رضي الله عنه:
«أَنَّهُ كَانَ يُكَبِّرُ بَعْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ يَوْمَ عَرَفَةَ، إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ مِنْ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ، وَيُكَبِّرُ بَعْدَ الْعَصْرِ»
“Bahwasanya beliau bertakbir setelah sholat shubuh pada hari Arofah sampai sholat ashar di akhir hari tasyriq dan beliau bertakbir setelah ashar.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah no. 5631, dishohihkan al-Albani dalam al-Irwa’ no. 653]
Ibnu Qudamah berkata dalam al-Mughni 2/292:
Imam Ahmad ditanya: “dengan hadits mana engkau berpendapat bahwa takbir itu dari sholat fajar di hari Arofah sampai akhir hari tasyriq?" beliau menjawab: "dengan Ijma' Umar, Ali, Ibnu Abbas, dan Ibnu Mas'ud rodhiyallohu anhum."
Diriwayatkan dari Ibrohim an-Nakho'i (tabi'in), ia berkata:ُ “Mereka dahulu bertakbir pada hari Arofah dan salah seorang dari mereka menghadap kiblat di akhir sholat dengan mengucapkan: Allohu akbar, Allohu akbar, laa ilaaha illallohu wallohu akbar, Allohu akbar wa lillaahil hamd." [Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf-nya no. 5650, dishohihkan oleh syaikh Abul Hasan as-Sulaymani dalam Tanwirul Ainain bi Ahkamil Adhohi wal Iedain hal. 290]

✒Lafadz Takbir:
Ada beberapa lafadz takbir yang diriwayatkan dari para shohabat dan dishohihkan oleh syaikh al-Albani dalam Irwa'ul Gholil 1/125-126: Lafadz takbir Abdulloh bin Mas’ud:
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
[Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf-nya no. 5651]
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
[Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf-nya no. 5633]
✒Lafadz Takbir Ibnu Abbas:
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَأَجَلُّ اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
[Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf-nya no. 5646]
Dan beberapa lafadz lainnya.

🌱Sholat Iedul Adha Di Lapangan Bersama Kaum Muslimin

Adab-Adabnya:

🌿Mandi Sebelum Berangkat

Disunnahkan mandi sebelum berangkat sholat ied, berdasarkan atsar-atsar berikut ini:
Dari Zadzan, seseorang bertanya kepada Ali tentang mandi, maka Ali menjawab: "Mandilah setiap hari jika kamu mau." Ia menjawab: "(maksudku) mandi yang benar-benar mandi?"
Ali menjawab: "Hari Jum'at, hari Arofah, hari Idul Adha, dan hari Idul Fitri." [HR. asy-Syafi'I dishohihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa` 1/176-177]
Dari Muhammad bin Ishaq, ia berkata: aku bertanya kepada Nafi':
“Apa yang dilakukan Ibnu Umar pada hari ied?" ia menjawab: "beliau sholat shubuh bersama imam kemudian pulang ke rumahnya, lalu mandi seperti mandi janabah dan memakai pakaiannya yang paling bagus serta memakai wewangian yang ada padanya, kemudian beliau keluar mendatangi musholla (lapangan sholat Ied) lalu duduk sampai imam datang. Ketika imam telah datang, beliau sholat bersamanya. Setelah selesai beliau kembali dan mampir ke masjid Nabi dan sholat dua roka'at disana, lalu pulang ke rumahnya." [Diriwayatkan al-Harits bin Muhammad dalam Baghiyatul Bahits ‘ala Zawa'id Musnad al-Harits no. 207, dihasankan oleh syaikh Abul Hasan as-Sulaymani dalam Tanwirul Ainain bi Ahkamil Adhohi wal Iedain hal. 29]

🌿Tidak makan sebelum sholat Iedul Adha
Dari hadits Buraidah, ia berkata:
«كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَخْرُجُ يَوْمَ الفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ، وَلَا يَطْعَمُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يُصَلِّيَ»
“Rosululloh صلى الله عليه وسلم tidak berangkat sholat pada hari raya iedul fithri sebelum makan, dan beliau tidak makan pada hari raya Iedul Adha sampai selesai sholat." [HR. at-Tirmidzi no. 542, Dishohihkan al-Albani dalam Misykah al-Mashobih no. 1440]   

🌿Mengenakan Pakaian Terbaik Berhias diri dan memakai pakaian yang terbaik.
Ibnul Qayyim mengatakan, "Rasululloh ثلى الله عليه وشلم biasa keluar ketika shalat ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha dengan pakaiannya yang terbaik." [Zaadul Ma'ad fii Hadyi Khoiril ‘Ibad,]

🌿Jalan kaki menuju lapangan sholat Ied
Ali bin Abi Tholib berkata:
مِنَ السُّنَّةِ أَنْ تَخْرُجَ إِلَى الْعِيْدِ مَاشِيًا
“Termasuk perbuatan sunnah, kamu keluar mendatangi sholat ied dengan berjalan kaki”. [HR.At-Tirmidzy (2/410); dihasankan al-Albani] Abu ‘Isa At-Tirmidzy berkata, “Hadits ini di amalkan di sisi para ahli ilmu. Mereka menganjurkan seseorang keluar menuju ied dengan berjalan kaki”.

🌿Menuju lapangan sholat ied sambil bertakbir
Dari Abdulloh bin Umar:
“Rosululloh berangkat sholat pada dua hari Ied bersama al-Fadhl bin Abbas, Abdulloh bin Abbas, al-Abbas, Ali, Ja’far, al-Hasan, Husain, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah, dan Aiman bin Ummi Aiman sambil mengucapkan tahlil dan takbir dengan mengangkat suaranya, beliau berangkat melewati jalan al-Haddadiin sampai tiba di lapangan sholat Ied. Ketika telah selesai beliau pulang melalui jalan al-Hadzdzaiin sampai tiba di rumahnya.” [HR. Ibnu Khuzaimah dihasankan oleh al-Albani dalam ash-Shohihah 1/330 dan al-Irwa’  3/123]

🌿Sholat Ied bersama kaum muslimin & mendengarkan khutbah
Jamaah sholat Ied dipersilahkan memilih duduk mendengarkan khutbah atau tidak, berdasarkan hadits Abdulloh bin as-Sa’ib: aku melaksanakan sholat Ied bersama Rosululloh, ketika selesai sholat beliau bersabda:
«إِنَّا نَخْطُبُ، فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجْلِسَ لِلْخُطْبَةِ فَلْيَجْلِسْ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَذْهَبَ فَلْيَذْهَبْ»
“Kami berkhutbah, barangsiapa yang ingin duduk untuk mendengarkan khutbah maka duduklah dan barangsiapa yang ingin pergi maka silahkan pergi.” [HR. Abu Dawud Dishohihkan oleh Al-Albani dalam al-Irwa’ no. 629]

🌿Mengucapkan tahni’ah
Ibnu Hajar mengatakan: “Kami meriwayatkan dalam Al-Muhamiliyyat dengan sanad yang hasan dari Jubair bin Nufair bahwa ia berkata: ‘Para shahabat Nabi bila bertemu di hari Id, sebagian mereka mengatakan kepada sebagian yang lain:
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ
“Semoga Allah menerima (amal) dari kami dan dari kamu.”

🌿Pulang melalui rute yang berbeda dari berangkat
Dari Jabir bin Abdillah berkata:
«كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ»
“Nabi apabila di hari Id, beliau mengambil jalan yang berbeda.” [HR. Al-Bukhori no. 986]
Begitu pula dalam hadits yang telah disebutkan sebelumnya tentang berangkat sholat Ied sambil bertakbir:
فَيَأْخُذُ طَرِيقَ الْحَدَّادِينَ حَتَّى يَأْتِيَ الْمُصَلَّى، فَإِذَا فَرَغَ رَجَعَ عَلَى الْحَذَّائِينَ حَتَّى يَأْتِيَ مَنْزِلَهُ
“beliau berangkat melewati jalan al-Haddadiin sampai tiba di lapangan sholat Ied. Ketika telah selesai beliau pulang melalui jalan al-Hadzdzaiin sampai tiba di rumahnya.” [HR. Ibnu Khuzaimah dihasankan oleh al-Albani dalam ash-Shohihah 1/330 dan al-Irwa’  3/123]

🌿Menyembelih hewan kurban setelah sholat Idul Adha
Dari Anas bin Malik, Rosululloh bersabda:
«مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَإِنَّمَا ذَبَحَ لِنَفْسِهِ، وَمَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَقَدْ تَمَّ نُسُكُهُ، وَأَصَابَ سُنَّةَ المُسْلِمِينَ»
“Barangsiapa yang menyembelih sebelum sholat, berarti ia menyembelih hanya untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang menyembelih sesudah sholat, maka telah sempurnalah qurbannya dan sesuai dengan sunnahnya kaum muslimin.” [HR. al-Bukhori no. 5546]
Semoga bermanfaat.

✏Diringkas dari ahkamul iedain

🍃Abu Yusuf Masruhin

( copas group wa)